Fimela.com, Jakarta Milia merupakan benjolan kecil yang memiliki warna putih. Milia merupakan kista kecil yang sering muncul di pipi, hidung dan area mata. Tentu saja masalah kulit ini akan sangat mengganggu penampilan dan menyebabkan tidak percaya diri.
Milia dibagi menjadi beberapa jenis, yang muncul berdasarkan usia, dan penyebab lainnya yang menimbulkan milia di tempat tertentu. Ada 2 kategori milia yaitu primer dan sekunder. Milia primer timbul langsung dari keratin yang ada di bawah kulit. Sedangkan milia primer biasa ditemukan pada wajah bayi atau orang dewasa.
Milia sekunder muncul karena adanya penyumbatan saluran permukaan kulit. Kondisi ini terjadi akibat cedera pada kulit, terbakar atau melepuh. Berikut penyebab milia, jenis-jenis milia, dan cara menghilangkannya, untuk menghindari resiko pada kulit:
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Penyebab Milia
Milia dapat terjadi pada bayi dan anak-anak. Penyebab milia yang dialami oleh bayi dan anak-anak ini, sering dibilang karena pengaruh hormon orang tua. Sebenarnya milia disebabkan karena kelenjar keringat belum berkembang dengan baik.
Seiring bertambahnya umur, milia akan bertambah banyak pada kulit orang dewasa. Kondisi ini muncul ketika sel kulit mati terperangkat di bawah kulit, dan bisa disebabkan karena penuaan dini. Sehingga gunakan produk perawatan yang bisa membantu mencegah penuaan dini pada kulit.
Selain itu milia juga disebabkan karena kerusakan pada kulit karena luka bakar dan bekas luka. Aktivitas sehari-hari yang menyebabkan kulit terpapar sinar matahari juga menyebabkan munculnya milia. Jika Sahabat Fimela menggunakan krim yang mengandung steroid, penggunaan krim steroid dalam jangka yang panjang akan membuat milia muncul di kulit.
Jenis Milia
1. Milia Neonatal
Neonatal adalah jenis milia yang biasanya muncul pada bayi. Kondisi ini hampir terjadi pada 50% bayi di dunia. Milia adalah hal normal yang terjadi pada bayi. Jenis milia neonatal ini muncul di area hidung, pipi, kulit kepala hingga area mata. Milia yang muncul pada bayi hanya sedikit, tetapi jenis milia neonatal ini juga muncul dalam jumlah banyak, di kulit bayi dan tubuh bayi bagian atas.
2. Milia Primer
Milia primer adalah jenis milia yang muncul pada bayi maupun dewasa. Milia jenis primer, biasanya timbul langsung dari keratin yang ada di bawah kulit. Milia primer muncul secara berkelompok pada bagian kelopak mata, dahi, pipi atau alat kelamin.
3. Milia Sekunder
Milia sekunder adalah jenis milia yang bisa muncul pada orang dewasa atau bayi. Milia sekunder hampir mirip dengan milia primer, dan muncul secara berkelompok di area kulit wajah. Milia sekunder adalah jenis milia yang biasanya muncul di dekat luka, seperti luka bakar, atau ruam pada kulit. Milia sekunder bisa muncul juga karena iritasi kulit, akibat menggunakan krim kulit jenis kortikosteroid, dan radiasi sinar matahari.
4. Milia En Plaque
En plaque adalah jenis milia kecil yang langka. Jenis yang satu ini biasanya muncul dan menggumpal di area kulit wajah, yang memiliki sel kulit mati. Selain pada kulit wajah, milia jenis en plaque juga muncul di belakang telinga, pada kelopak mata dan bagian rahang.
Advertisement
Cara Mengatasi Milia
1. Eksofilasi Wajah
Melakukan eksfoliasi wajah, bisa membantu menghambat penyebaran milia diarea wajah, karena melakukan eksfoliasi bisa membantu membersihkan wajah hingga pori-pori terdalam. Mengeksfoliasi wajah bisa membantu membersihkan minyak, sisa riasan, debu atau kotoran, mengangkat sel kulit mati, menghilangkan komedo dan mencegah timbulnya jerawat.
2. Gunakan Pelembap
Milia dapat diatasi menggunakan pelembap wajah, agar milia tidak menyebar ke seluruh wajah. Pelembap memiliki fungsi untuk mengontrol minyak berlebih, melembapkan kulit, menutrisi kulit wajah dan membantu mencerahkan wajah. Pelembap yang dapat digunakan untuk merawat milia, yaitu pelembap yang memiliki tekstur ringan, mudah menyerap, non comedogenic, dan memiliki kandungan hyaluronic acid.
3. Menggunakan Sunscreen
Terakhir, gunakan sunscreen untuk mengatasi munculnya milia di kulit. Gunakan sunscreen mineral atau sunscreen chemical dengan SPF minimal 30. Sunscreen yang baik digunakan adalah sunscreen yang tidak terlalu banyak mengandung minyak, tidak mengandung alkohol, tidak mengandung parfum, dan non comedogenic, yang teksturnya krim atau lotion.