Salah satu tindakan dalam penyembuhan Hepatitis C adalah melalui obat-obatan. Dua di antara obat-obat tersebut adalah alpha interferon dan peginterferon. Seperti layaknya hapir semua obat-obatan, kedua obat ini pun memiliki efek samping tersendiri bila dikonsumsi. Apa saja?
Beberapa efek samping yang biasanya terlihat adalah kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, mual dan muntah, iritasi kulit pada tempat suntikan, demam ringan, penurunan berat badan, sensitivitas emosi, depresi, penekanan sumsum tulang ringan, dan kerontokan rambut (dapat tumbuh kembali). Gejala-gejala tersebut terjadi pada lebih dari 10% pasien.
Sebagian besar dari efek-efek samping tersebut tergolong ringan hingga menengah, dan dapat diatasi. Gejala-gejala tersebut cukup sering ditemui pada minggu-minggu awal penyembuhan hepatitis c, terutama setelah suntikan pertama. Setelah minggu-minggu pertama, efek samping akan mulai berkurang.
Untuk menangani efek samping, biasanya Acetaminophen atau obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu meredakan nyeri otot dan demam ringan. Kelelahan dan depresi bisa jadi cukup sulit dihindari. Jika demikian, maka pengurangan dosis peginterferon perlu dipertimbangkan.
Advertisement
Depresi dan perubahantingkaih laku bisa terjadi pada terapi peginterferon. Perubahan ini perlu benar-benar dicermati, karena tak semua pasien dengan mudah mengakuinya. Untuk meredakan gejala ini, pasien biasanya disarankan meminum obat anti depresi. Efek samping-efek samping ini memang tak dapat dihindari pada fase-fase tertentu. Namun demi kesembuhan dan dengan pengawasan dokter, apa salahnya dicoba?
Oleh: Chrysant Kirana