Nucleoside analogs adalah tipe obat dalam penyembuhan Hepatitis B yang dapat mencegah proses duplikasi kode genetic dari virus pada sel yang masih sehat. Dua jenis Nucleoside analogs yang sering digunakan adalah tenofovir dan entecavir. Kedua obat tersebut sama-sama memiliki beragam manfaat dan cukup sedikit efek samping signifikan yang mungkin terjadi.
Obat Pertama, Tenofovir, tersedia dalam bentuk tablet yang biasanya dikonsumsi bersama makanan. Beberapa efek samping dari tenofovir meliputi diare, perasaan sakit atau mual, nyeri, ruam-ruam pada kulit, merasa letih dan lemah, pusing, dan permasalahan ginjal (jarang terjadi). Efek samping tersebut bisa jadi lebih serius pada wanita dan pasien yang memiliki obesitas.
Obat kedua, Entecavir, tersedia dalam bentuk liquid atau cair. Biasanya kemasan entecavir dilengkapi dengan sendok khusus yang dapat digunakan untuk mengukur dosis. Beberapa efek samping yang ada meliputi rasa sakit, mual, insomnia (sulit tidur) dan pusing. Jika pasien merasakan pusing, disarankan untuk tak mengoperasikan mesin maupun mengemudi.
Advertisement
Sebelum mengonsumsi salah satu (atau kombinasi) dari kedua obat tersebut, sebaiknya terlebih dahulu memeriksakan diri dan menjalani tes darah dari dokter ahli. Selain agar dosis yang dikonsumsi tepat, juga agar semua efek samping yang mungkin muncul nantinya dapat tertangani dengan baik. Tak hanya sebelum mengonsumsi, jika ingin berhenti pun sebaiknya pasien meminta pertimbangan dari dokter terlebih dahulu, agar kondisi tubuh terus dapat diawasi pasca penghentian pengobatan.
Oleh: Chrysant Kirana