Sukses

Beauty

Ruam yang Parah Bisa Jadi Gejala Penyakit HIV

Ladies, salah satu gejala penyakit HIV adalah terjadinya ruam kulit. Tapi, ruam kulit yang disertai infeksi virus HIV lebih parah dari ruam kulit biasanya.


Dilansir dari situs buzzle.com, ruam kulit yang terjadi karena adanya infeksi HIV bersifat maculopapular. Maculopapular berarti ruam muncul dalam bentuk bintil dan tonjolan-tonjolan bundar pada kulit.


Ruam bisa muncul di mana saja, termasuk kulit di sekitar alat kelamin, wajah, leher, punggung, pinggang, dll. Jadi, berbeda dengan ruam kulit yang muncul karena kurang menjaga kebersihan tubuh.

Pada ruam yang muncul karena kurangnya kebersihant tubuh, ruam hanya terdapat pada bagian tubuh tertentu. Bagian tubuh yang paling kotor. Tapi, ruam karena infeksi HIV muncul pada hampir di semua bagian tubuh tanpa alasan yang jelas.

Warna ruam adalah merah kehitaman, atau hitam kecokelatan pada orang dengan kulit yang gelap.

Ruam menyebabkan timbulnya rasa gatal, perih dan sakit. Jadi, bukan hanya mengganggu penampilan kulit, tapi keberadaan ruam juga disertai masalah-masalah yang tidak mengenakkan seperti itu, Ladies.

Perlu Ladies ketahui juga bahwa kemunculan ruam kulit bisa dicurigai sebagai gejala penyakit jika gejala-gejala HIV lainnya juga muncul. Seperti, diare, pembengkakkan kelenjar getah bening, dan kehilangan masa tubuh secara drastis.

Selain itu, kebiasaan hidup dan aktivitas seseorang juga perlu dipertimbangkan sebelum mencurigai ruam sebagai gejala penyakit HIV.

Infeksi HIV bisa terjadi jika cairan tubuh orang yang telah terinfeksi mengkontaminasi korbannya. Dengan kata lain, infeksi HIV hanya mungkin jika si penderita melakukan aktivitas yang memungkinkan terjadinya pertukaran tubuh.


Menggunakan atau terluka karena jarum yang terkontaminasi, menerima transfusi darah yang terkontaminasi, dan berhubungan intim dengan orang yang terkontaminasi adalah kondisi-kondisi beresiko yang menungkinkan terjadinya infeksi HIV.

Jadi, memang munculnya ruam parah bisa dijadikan indikasi adanya infeksi HIV. Tapi, prediksi itu juga harus disertai dengan berbagai pertimbangan lainnya, seperti ada tidaknya gejala HIV lain, dan kebiasaan hidup seseorang.

Oleh : Sahirul Taufiqurahman

(vem/ver)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading