Ladies, infeksi HIV membukakan pintu lebar-lebar bagi penyakit-penyakit lainnya untuk menginfeksi. Tuberculosis adalah salah satunya. Sehingga, tuberculosis yang berkepanjangan harus dicuragai sebagai gejala penyakit HIV.
Dari laman hivinsite.ucsf.edu dituliskan bahwa tuberculosis bisa berperan sebagai penyakit oportunis ketika seseorang menderita infeksi HIV.
HIV mematikan fungsi kekebalan tubuh penderitanya, dan di saat itulah kuman tuberculosis menyerang.
Advertisement
Dengan bantuan HIV, akhirnya tubuh si penderita pun tak mampu menanggulangi infeksi ganda yang terjadi. Oleh karena itu, tuberculosis pada kasus tersebut disebut sebagai penyakit oportunis.
Tuberculosis oportunis lebih ganas daripada tuberculosis biasa lho, Ladies.
Tuberculosis oportunis bisa kebal terhadap banyak kenis obat-obatan TBC. Bagaimana tidak, antibodi tubuh yang seharusnya mematikan infeksi, sudah kalah terlebih dahulu oleh HIV. Sehingga, obat keras macam apapun tak mampu mengatasi TBC disertai HIV.
Karena tuberculosis kebal, proses penyembuhan pun menjadi lebih lama dari biasanya. Padahal, penyembuhan tanpa HIV saja sudah memakan waktu lebih dari 6 bulan. Apalgi TBC dengan HIV ya, Ladies?
Jadi, kalau Ladies menemui seseorang yang menderita TBC selama bertahun-tahun, Ladies sebaiknya menyarankannya untuk juga menjalani tes HIV.
Barangkali, selama ini TBC-nya tidak sembuh karena infeksi HIV tidak terdiagnosa, dan dia tidak mendapatkan pengobatan antiretroviral.
Jangan lantas menjauhinya ya, Ladies. Bisa jadi Anda adalah satu-satunya orang yang mungkin menyelamatkan nyawanya.
Jangan jauhi orangnya, jauhi penyakitnya.
Oleh : Sahirul Taufiqurahman
(vem/ver)