Obat Penyakit Lupus yang Tidak Berbahaya

Terdapat lebih dari satu macam obat penyakit Lupus yang disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala Lupus yang muncul pada penderita. Tapi, tak satu pun dari obat tersebut bisa menyembuhkan penyakit Lupus itu sendiri.

Seperti yang dilansir dari webmd.com, Ladies. Setidaknya ada tiga jenis obat penyakit Lupus yang harus dikonsumsi penderitanya, yaitu non steroidal anti-inflammatory (obat anti-inflamasi non-steroid), antimalarial, dan corticosteroid.

Untuk gejala Lupus ringan, Aspirin dan Acetaminophen adalah anti-inflamasi (anti-peradangan) yang biasa dipilih, karena mudah didapat dan tidak berbahaya.

Selain mengatasi gejala peradangan, Aspirin dan Acetaminophen juga mengandung sedikit anti-koagulan (anti penggumpalan darah). Sehingga, penggumpalan darah yang sering terjadi pada penderita Lupus bisa dicegah.

Untuk gejala ruam kulit, sunscreen, atau lotion pelindung kulit dari ultraviolet bisa mengatasi ruam kulit yang disebabkan paparan ultraviolet. Tapi, bagi ruam kulit dengan pemicu yang lain, steroid dalam bentuk gel atau salep adalah obatnya.

Kalau gejala yang dialami serius, dan bahkan mengancam kesehatan organ dalam, obat penyakit Lupus yang diberikan oleh dokter biasanya adalah steorid dan golongan imunosupresif.

Pemberian steroid dan imunosupresif ini memiliki efek samping serius, Ladies. Jadi, mengonsumsinya tanpa pengawasan dokter adalah sangat berbahaya dan tidak dianjurkan.

Di situs lainnya, lupus.org. Dituliskan bahwa imunosupresif seperti Cytoxan, memeliki efek samping menyebabkan kemandulan, dan memicu penyakit ginjal serta paru-paru.

Sedangkan, Steroid bisa membuat penderita Lupus yang mengonsumsinya sangat rentan terkena infeksi.

Tapi, ada kabar baik nih bagi penderita Lupus dengan gejala yang parah. Sebentar lagi mereka memiliki pilihan untuk tidak mengonsumsi steroid atau cytoxan lagi.

Dari situs redorbit.com, pemberian peptida pada penderita Lupus disinyalir efektif menekan gejala Lupus sekaligus menyembuhkannya.

Hanya saja, produksi massal dari pengobatan itu masih belum bisa dilaksanakan, Ladies. Pihak peneliti, Sekolah Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, masih mencari mitra bisnis agar temuan mereka bisa didistribusikan ke seluruh negara.

Oleh : Sahirul Taufiqurahman