Salah satu hal yang membuat orang Indonesia tidak dapat berpindah hati dari jamu, setidaknya menurut rangkuman dari herbalis nusantara.com, adalah minimnya efek samping yang bisa ditimbulkan, bahkan dalam banyak kasus tanpa efek samping.
Jamu merupakan obat tradisional yang terbuat dari tanaman obat, yang biasanya tumbuh di sekitar kita. Dilihat dari kaca mata medis sekalipun, jamu dipercaya memberikan efek positif karena aspek alamiahnya itu.
Ada banyak jenis dari jamu misalnya berupa air rebusan, puyer, jamu, kapsul, tablet, atau oles atau tempel, biasanya di kulit. Beberapa tanaman obat juga langsung dimakan bersamaan dengan menu makanan sehari-hari seperti dijadikan lalapan (sayuran, buah-buahan, umbi-umbian). Tentu, untuk mengindari dari bakteri, pengolahan tanaman obat untuk dijadikan jamu harus tetap melalui tahap yang higinis.
Advertisement
Dikutip di situs tabloidnova.com, penggunaan tanaman obat dan jamu sebagai langkah pengobatan karena dinilai oleh badan kesehatan internasional WHO lebih aman dan tanpa efek samping. Prof.H.M. Hembing Wijayakusuma, Ketua Umum Himpunan Pengobat Tradisional dan Akupunktur se-Indonesia/HIPTRI, juga menjelaskan bahwa konsep jamu ini lebih alamiah, atau “back to nature” dalam istilah WHO.
Prof.Dr. Sudarto Pringgoutomo, Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) DKI Jakarta, bahkan mengatakan saking amannya jamu sebagai obat tradisional, obat tradisional ini tetap cocok bahkan bagi anak-anak. Memang benar, pendampingan dokter tetap dibutuhkan agar pengobatan dan penyembuhan dapat direkam dengan baik dan profesional.
Oleh: Guk Sueb
(vem/rsk)