Perkembangan kebudayaan membuat wanita saat ini dapat menikmati segala fasilitas yang sama dengan pria, termasuk dalam hal olahraga. Gym khusus wanita pun kini sudah tersedia dengan alat-alat yang lengkap dan waktu latihan yang fleksibel. Bandingkan dengan pada awal-awal abad ke-20, saat tidak semua wanita memiliki kesempatan untuk berolahraga.
Seperti dilansir dari brainpickings.org, dalam sebuah foto di awal tahun 1910, tergambar jelas dua wanita memakai rok panjang sedang berlatih beban. Hanya saja, saat itu barbell dibatasi hanya seberat dua kilogram saja untuk wanita. Sepertinya, wanita memang dilarang tampil sama atletisnya dengan pria. Saat itu, masih banyak orang berfikir bahwa wanita cantik adalah wanita yang langsing, tapi bukan wanita berotot.
Lebih lanjut anda dapat menikmati koleksi-koleksi dalam buku Venus with Biceps : A Pictorial History of Muscular Women — sebuah koleksi sejarah berbentuk foto-foto luar biasa yang dikumpulkan lebih dari 30 tahun oleh David L. Chapman dan Patricia Vertinsk. Kurang lebih dua ratus foto diarsipkan untuk menunjukkan gambaran-gambaran wanita berotot di masyarakat pada masa lalu.
Advertisement
Dalam foto-foto ini tergambar jelas bagaimana para wanita tersebut menunjukkan sisi maskulinnya dalam dilema dan perjuangan melawan standar kecantikan populer. Mitos kecantikan yang populer pada saat itu tidak mengijinkan wanita tampil berotot seperti laki-laki. Kekuatan adalah simbol dominasi pria, jadi ketika wanita menunjukkan otot-ototnya sebagai simbol kecantikan, pilihannya hanya satu: tetap tampil sefeminin mungkin.
Nah ladies, bagaimana menurut anda, apakah simbol cantik berotot sudah dapat diterima oleh masyarakat pada saat ini?
Oleh: Ayu Liskinasih
(vem/rsk)