Ladies, merasa beruntunglah Anda yang bisa berkedip setiap detiknya. Marylin Leisz, seorang wanita yang berasal dari New Jersey ini mengaku tidak dapat menutup mata sepenuhnya setelah menjalani operasi plastik 6 tahun sebelumnya. Leisz menjalani operasi plastik dikarenakan penyakit ptosis yang dia alami, yaitu penyakit dimana otot di kelopak mata kendor sehingga sulit untuk membuka mata dan mata terlihat sangat sayu.
Setelah menjalani operasi plastik, dia menemukan adanya benjolan di lipatan kelopak matanya. Kemudian, dia berniat menjalani operasi pengangkatan wajah dan leher. Pada saat itulah dia menceritakan kepada dokter yang menanganinya, Dr. Paul Parker tentang masalah benjolan di kelopak matanya.
Pada awalnya, dokter menyarankan agar dia memberi produk penghilang luka tetapi tidak berhasil. Untuk mengatasinya, Dr. Parker menganjurkan Leisz untuk menjalani operasi plastik yang bernama blepharoplasty, menurut informasi yang dilansir situs today.com. Operasi ini dilakukan untuk menghilangkan lemak di kelopak mata.
Advertisement
Sayangnya, operasi yang satu ini pun tak berhasil baik. Setelah menjalani operasi, Leisz justru tidak dapat menutup matanya. Jangankan menutup mata untuk tidur, berkedip saja sudah susah. Saat mandi, dia harus menutup matanya dengan gel agar matanya tidak kemasukan air dan sabun. Begitu pula saat tidur. Dia harus menutup matanya dengan gel agar tidak tercakar oleh tangannya sendiri.
Malang sekali memang, wanita ini selalu dihantui akan kemungkinan terjadinya infeksi, kerusakan kornea hingga kebutaan setiap harinya. Matanya terasa seperti terbakar karena tidak bisa berkedip. Pihak dokter mengatakan bahwa Leisz telah diperingatkan akan resiko yang mungkin dialaminya setelah operasi, akan tetapi Leisz menyangkal. Wanita ini bersikeras tidak pernah diberi peringatan apapun tentang resiko operasi kelopak mata yang dia jalani.
Nah, Ladies! Semoga kisah di atas dapat bermanfaat bagi Anda.
Oleh: Rani Rahma
(vem/rsk)