Hai Ladies, pernah mendengar istilah lapar emosi? Yup, lapar emosi datang ketika kita sedang mengalami keadaan emosi tertentu, seperti stress, depresi, cemas, kecewa, dan marah. Pada saat emosi-emosi tersebut datang, kita cenderung melampiaskannya dengan makan.
Jadi, apakah akibat dari lapar emosi? apa bedanya dengan lapar yang biasanya datang ketika kita belum makan? Nah, ladies, berikut ada bagi-bagi info seputar perbedaan antara lapar emosi dan lapar fisik berdasar lansiran artikel menarik dari helpguide.org.
Pertama. Lapar emosi datang secara tiba-tiba. Saat keadaan emosi tertentu datang, keinginan untuk makan menjadi sangat menggebu dan harus segera terpenuhi saat itu juga. Sedangkan lapar fisik datang secara berangsur-angsur dan tidak secara mendadak, terkecuali Anda belum makan dalam waktu yang cukup lama.
Advertisement
Kedua. Lapar emosi hanya dapat dikenyangkan dengan makanan tertentu. Dan biasanya, makanan instant seperti pizza, snack, cokelat dan makanan lain yang dapat tersedia dengan cepat adalah sasarannya. Hal ini berbeda dengan lapar fisik. Karena datang secara teratur dan berangsur-angsur, kita memiliki waktu untuk memilih, memilah, dan mempersiapkan makanan yang kita inginkan ketika lapar fisik datang.
Ketiga. Karena penyebab lapar emosi bukan karena benar-benar lapar, lapar emosi tidak dapat terpuaskan walaupun Anda sudah makan berporsi-porsi pizza atau berbungkus-bungkus snack dan cokelat. Sedangkan lapar fisik dapat terpuaskan ketika Anda sudah makan dan merasa kenyang.
Keempat. Efek dari lapar emosi adalah rasa bersalah dan menyesal. Kenapa? Saat lapar emosi melAnda, Anda tidak akan sempat berpikir tentang nutrisi makanan tersebut. Hasilnya? Tubuh kurang nutrisi dan berat badan naik, terlepas dari fakta dua piring pizza sudah masuk ke perut Anda! Sebaliknya Ladies, efek setelah makan karena lapar fisik adalah rasa puas dan kenyang.
Oleh: Asizah
(vem/rsk)