Menurut sebuah review kesehatan asal Kanada, seperti yang dilansir oleh cbc.ca, seseorang yang melakukan aktifitas bekerjanya pada shift malam memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar daripada mereka yang tidak. Kesimpulan dari review tersebut bukan hanya ditujukan khusus bagi para pekerja wanita saja, mengingat para pria juga memiliki kemungkinan mengidap kanker payudara seperti wanita.
Namun, apakah kesimpulan review tersebut benar? Lalu, bagaimana bisa bekerja pada malam hari meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara?
Kesimpulan di atas telah dibuktikan oleh penelitian sebelumnya oleh The World Health Organization's International Agency for Research on Cancer (IARC) yang mengungkapkan bahwa jam kerja seseorang bisa bersifat karsinogen (beracun atau menimbulkan racun). Namun, kurangnya bukti pada penelitian sebelumnya serta sempitnya macam responden yang dilibatkan – penelitian sebelumnya hanya meneliti para perawat yang biasa menjalani shift malam – membuat Prof. Kristan Aronson dari Queen's University di Kingston memutuskan untuk merancang satu penelitian baru.
Advertisement
Pada penelitian yang baru Aronson melibatkan 1100 pekerja wanita yang didiagnosa kanker payudara dan 1100 lainnya tanpa diagnosa sebelumnya. Meskipun penelitian ini memasukkan faktor seperti pola reproduksi, pola hidup serta massa tubuh masing – masing responden, penelitian ini tetap berfokus pada apakah jam malam berpengaruh terhadap meningkatnya risiko kanker payudara seseorang.
Sebuah hipotesa akhirnya dapat disimpulkan dari penelitian oleh Aronson. Kesimpulan tersebut menyatakan bahwa seorang wanita yang bekerja pada malam hari dan menghabiskan siang harinya tidur atau tidak beraktifitas diluar mempunyai risiko kanker payudara lebih besar. Hal itu dikarenakan kurangnya hormon produksi melatonin – hormon anti kanker – akibat kurangnya paparan sinar matahari yang dia dapatkan.
Semoga bermanfaat.
Oleh: Marintan Widi Lestari
(vem/tyn)