Mungkin Anda pernah membaca atau sekedar mendengar ada beberapa kota yang dianggap buruk atau tidak kondusif bagi penderita asma. Kota tersebut memiliki beberapa kekurangan yang dapat memicu kambuhnya asma.
Kekurangan tersebut antara lain berkaitan dengan servis kesehatan, polusi udara, kondisi cuaca, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan kota yang dianggap baik untuk penderita asma? Apakah kota Anda termasuk di dalamnya?
Webmd.com merangkum beberapa hal yang menentukan apakah sebuah kota termasuk kondusif bagi penderita asma atau tidak. Berikut informasi selengkapnya:
Advertisement
Kondisi geografi
Beberapa ahli menyatakan bahwa kondisi geografi juga berpengaruh terhadap gejala asma. Kondisi geografi yang dianggap kondusif adalah kota yang terletak di daerah pesisir.
Jonathan A. Bernstein, ahli dalam bidang alergi, menambahkan bahwa kota yang terletak di pesisir dianggap kondusif karena mendapatkan lebih banyak angin yang dapat menyapu berbagai jenis alergen. Hal ini menunjukkan lancarnya sirkulasi udara di sekitar pesisir pantai.
Kondisi cuaca
Iklim yang ringan memberikan kontribusi untuk proses mengontrol asma. Iklim yang ekstrim, ungkap para ahli, dapat membuat gejala asma semakin susah dikonrtol. Terutama ketika udara terlalu dingin.
Udara dingin yang masuk ke paru-paru dapat membuat paru-paru terkejut dan berpotensi mempersempit saluran pernapasan. Pastikan pula derajat kelembaban kota karena terkadang udara lembab dapat memicu asma.
Polusi
Kota yang dianggap kondusif bagi pengidap asma tentunya yang rendah polusi, terutama polusi udara. Jumlah kendaraan serta industri tidak berlebihan sehingga udara masih segar untuk dihirup.
Serbuk sari
Ternyata serbuk sari juga dapat memicu asma. Perhatikan kondisi serbuk sari di kota Anda. Biasanya yang membahayakan adalah serbuk sari dari pohon ek, maple, atau elm.
Wahyu Wienanda
(vem/sfg)