Salah satu penyakit yang bikin aktivitas terhambat adalah diare. Saat menyerang orang dewasa, diare sangat menyiksa. Apalagi jika ini menyerang anak-anak. Diare pada anak bisa terjadi karena infeksi diare, jamur, intoleransi makanan, maupun peradangan saluran cerna. Diare pada anak juga seringkali disebabkan oleh paparan rotavirus, virus yang berkaitan dengan tingkat kebersihan tangan, makanan, air, dan tempat tinggal.
Saat anak diare, orangtua pasti akan sangat kebingungan. Jika tidak ditangani dengan tepat, diare memang akan jadi parah dan bahkan bisa berakhir pada kematian. Kematian ini sebenarnya bukan disebabkan oleh diare, namun karena dehidrasi.
Diare secara umum dibagi menjadi dua jenis, ada diare akut dan diare melanjut atau kronis. Diare akut ini terjadi dalam waktu kurang dari 14 hari. Sementara itu diare kronis ini terjadi lebih dari 14 hari. Sebagai orangtua kamu wajib menyimak lima pilar tata laksana diare akut pada anak sesuai panduan WHO.
Rehidrasi, yaitu pemberian cairan yang cukup untuk mengatasi dehidrasi.
Pemberian seng (zink) yang penting untuk memperbaiki vili usus anak yang rusak.
Nutrisi, artinya nutrisi anak tetap harus dijaga selama mengalami diare.
Penggunaan antibiotik secara selektif pada kasus tertentu.
Edukasi orangtua mengenai tanda dehidrasi dan menjaga higienitas.
Pada kasus diare yang kronis, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut oleh dokter. Penyebab diare kronis perlu diketahui untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Sumber: Liputan6.com
Advertisement
- Impian Anak Penderita Kanker Otak Bertemu Koala Terpenuhi, Kisahnya Haru
- Balita 2 Tahun Bangun Koma Justru Setelah Alat Bantu Hidupnya Dilepas
- Anak Menderita Penyakit Langka, Joanna Alexandra Menyebutnya 'Miracle Baby'
- Tak Ingin Jadi Beban, Permintaan Anak Pengidap Kanker Ini Memilukan
- Tersedak Sandwich, Remaja Ini Harus Berjuang Hidup Ratusan Hari di RS
- Seorang Balita Begitu Menyayangi Adiknya, Faktanya Menyentuh Hati