Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan pemicu penyakit lanjut seperti stroke, jantung koroner, dan gagal ginjal. Bila sudah terjadi, penderita hipertensi patut waspada terhadap garam.
Bahkan saking khawatirnya dengan bahan makanan itu, tak sedikit penderita yang akhirnya menghindari mengonsumsi garam. Ya, mereka makan makanan hambar.
Pertanyaannya, benarkah penderita hipertensi tidak boleh atau dilarang makan garam? Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH), dr. Tunggul D Situmorang menegaskan bahwa hal itu tidak benar.
"Yang benar adalah mengurangi kadar atau jumlah garam dari biasanya," jelas Tunggul dalam acara Omron Healthcare Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (07/08).
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Bambang Widyantoro menambahkan, penderita hipertensi punya takaran dalam mengonsumsi garam dapur. Sekitar satu sendok teh atau 1.500 miligram natrium.
"Sebagian besar dari kita (normal atau bukan penderita) mengonsumsi lebih dari jumlah tersebut. Jadi kalau hipertensi, sebaiknya dikurangi penggunaan kadar garam. Bukan berarti makan tanpa garam," jelas Bambang.
Nah untuk mengetahui bahwa tekanan darah tidak melebihi ambang batas alias normal, Bambang menyarankan agar penderita hipertensi melakukan pengecekan secara berkala di rumah. Tujuannya sangat penting, untuk memantau pengendalian tekanan darah dan memahami teknik pengukuran yang benar.
Advertisement