Mark Schier, Swinburne University of Technology dan Yossi Rathner, Swinburne University of Technology
Advertisement
Coba bayangkan: Anda sedang menyetir di jalan tol pada jam 2 siang yang terik, dan Anda sangat berharap untuk segera sampai di tujuan. Anda berusaha untuk tetap terjaga tapi rasa kantuk datang menyerang.
Akibatnya Anda menguap, lalu duduk lebih tegak di kursi pengemudi, mungkin Anda gelisah sedikit dan bertindak laku dengan harapan dapat meningkatkan gairah Anda.
Apakah ini tujuan orang menguap? Menguap pada umumnya dipicu oleh beberapa hal, termasuk kelelahan, demam, stres, obat-obatan dan alasan sosial dan psikologis. Antara satu orang dengan yang lainnya penyebabnya beda-beda.
Pertanyaan tentang mengapa kita menguap menimbulkan sejumlah kontroversi mengejutkan tentang sebuah hal yang sepele. Kami tidak memiliki bukti yang dapat mengarahkan kami pada alasan yang tepat mengapa orang menguap.
Namun ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa orang menguap. Ini termasuk meningkatkan kewaspadaan, mendinginkan otak, dan teori evolusi menjelaskan bahwa menguap untuk mengingatkan orang lain dalam kelompok Anda bahwa Anda terlalu lelah untuk terus awas, dan orang lain harus mengambil alih.
1. Membantu kita terjaga
Menguap datang seiring dengan meningkatnya rasa kantuk. Hal ini menjadi hipotesis di balik mengapa orang menguap. Menguap juga dihubungkan dengan meningkatnya aktivitas dan gerakan peregangan. Meningkatnya gerakan tubuh mungkin membantu kita tetap awas di kala tekanan rasa kantuk meningkat.
Baca juga:
Juga, otot-otot tertentu di telinga (otot tensor tympani) diaktifkan selama menguap. Hal ini memicu pengaturan ulang rentang gerakan dan sensitivitas gendang telinga dan pendengaran, yang meningkatkan kemampuan kita untuk memantau dunia di sekitar kita setelah kita mungkin kehilangan kesadaran sebelum menguap.
Selain itu, membukanya bola mata dan pembilasan lensa mata mungkin akan menyebabkan peningkatan kewaspadaan secara visual.
2. Mendinginkan otak
Teori lain mengapa kita menguap adalah hipotesis termoregulasi yang menunjukkan bahwa menguap mendinginkan otak. Menguap menarik udara dingin ke dalam mulut, yang kemudian mendinginkan darah menuju otak.
Pendukung teori ini mengklaim peningkatan suhu otak terjadi sebelum menguap, dengan penurunan suhu terjadi setelah menguap.
Namun penelitian yang memunculkan teori ini hanya menunjukkan menguap berlebihan terjadi ketika suhu otak dan tubuh sedang mengalami peningkatan. Penelitian tersebut tidak mengatakan bahwa menguap memiliki tujuan untuk mendinginkan.
Orang menguap semakin sering ketika eksperimen membuat demam buatan, yang menunjukkan korelasi antara suhu tubuh hangat dan menguap. Namun tidak ada bukti yang mengacu bahwa menguap untuk mendinginkan tubuh–hanya bahwa penghangatan suhu tubuh memicu menguap.
3. Tugas jaga
Perilaku seperti menguap telah diamati di hampir semua makhluk bertulang belakang. Pengamatan tersebut menunjukkan bahwa refleks menguap itu hal yang purba. Hipotesis perilaku berdasarkan teori evolusi mengacu pada manusia sebagai hewan sosial. Ketika kita rentan terhadap serangan dari spesies lain, fungsi kelompok adalah untuk saling melindungi.
Tugas jaga adalah bagian dari kesepakatan dalam kelompok, dan menguap dan peregangan adalah bukti ketika tingkat kewaspadaan seorang individu sedang turun. Hal ini penting untuk mengubah aktivitas untuk mencegah keteledoran dan mengindikasikan saatnya mengganti orang untuk berjaga-jaga.
Penjelasan neurosains
Refleks menguap melibatkan banyak struktur dalam otak.
Sebuah penelitian yang mengamati otak orang yang rentan tertular menguap menemukan aktivitas di daerah ventromedial prefrontal cortex otak. Bagian otak ini dikaitkan dengan kegiatan pengambilan keputusan. Kerusakan pada daerah ini juga dikaitkan dengan hilangnya empati.
Baca juga:
Apa yang terjadi jika Bumi jatuh ke dalam lubang hitam, akankah seperti spageti?
Jika daerah tertentu di sekitar hypothalamus, yang tersusun atas neurons dengan oksitosin, diberi rangsangan, maka pada pada hewan pengerat hal ini menyebabkan mereka menguap. Oksitosin adalah hormon yang dikaitkan dengan ikatan sosial dan kesehatan mental.
Menyuntikkan oksitosin ke berbagai wilayah batang otak juga menyebabkan menguap.
Ini termasuk hippocampus (terkait dengan belajar dan memori), area tegmental ventral (terkait dengan pelepasan dopamin, hormon bahagia) dan amigdala (terkait dengan stres dan emosi). Memblokir reseptor oksitosin di sini mencegah efek itu.
Pasien dengan penyakit Parkinson tidak menguap sesering yang lain, yang mungkin berkaitan dengan rendahnya level dopamin mereka. Pengganti dopamin telah dilaporkan meningkatkan frekuensi menguap.
Hal yang sama terjadi pada kortisol, hormon yang meningkatkan stres. Kortisol diketahui memicu orang menguap, sementara pengangkatan kelenjar adrenal (yang menghasilkan hormon kortisol) mencegah orang menguap. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat stres mungkin memainkan peran dalam memicu mengapa orang menguap, yang bisa jadi mengapa anjing Anda mungkin menguap begitu banyak pada perjalanan panjang dengan mobil.
Jadi, tampaknya entah bagaimana menguap itu terkait dengan empati, stres, dan pelepasan dopamin.
Mengapa menguap menular?
Kemungkinan Anda telah menguap setidaknya sekali saat membaca artikel ini. Menguap adalah perilaku menular dan melihat seseorang menguap sering menyebabkan kita menguap juga.
Tetapi satu-satunya teori yang ditawarkan di sini menunjukkan bahwa kerentanan seseorang tertular menguap berkorelasi dengan tingkat empati seseorang.
Sangat menarik untuk dicatat, bahwa ada kecil kemungkinan orang-orang dengan spektrum autisme mudah tertular menguap begitu pula dengan orang yang memiliki kecenderungan psikopat yang tinggi. Dan anjing, yang dianggap sebagai hewan dengan rasa empati yang tinggi, bisa tertular juga ketika manusia menguap.
Baca juga:
Ahli kimia menjelaskan bagaimana bakteri memakan plastik
Secara keseluruhan, ahli saraf telah mengembangkan gagasan yang menjelaskan berbagai pemicu mengapa orang menguap, dan kami memiliki gambaran yang sangat rinci tentang mekanisme yang mendasari perilaku menguap. Namun tujuan mengapa orang menguap tetap sulit dipahami.
Kembali pada perjalanan darat kita, menguap mungkin merupakan isyarat fisiologis ketika tingkat kewaspadaan diri berkompetisi dengan rasa kantuk berat. Tetapi pesan yang penting di sini adalah bahwa tidur mungkin pilihan yang baik dan mendorong pengemudi untuk berhenti dan istirahat, dan itu seharusnya tidak diabaikan.
Mark Schier, Senior Lecturer in Physiology, Swinburne University of Technology dan Yossi Rathner, Lecturer in Human Physiology, Swinburne University of Technology
Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.
(vem/kee)