Konsumsi obat antibiotik memang dibutuhkan untuk beberapa kondisi kesehatan, namun tahukah kamu bahwa ternyata ada negara-negara yang punya tingkat tinggi dalam konsumsi antibiotik?
Berdasarkan penelitian dari jurnal Prosiding National Academy of Sciences, mengungkapkan bahwa penggunaan antibiotik melonjak di seluruh dunia, khususnya di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah. Ini terjadi dalam kurun waktu 15 tahun, dari tahun 2000 sampai 2015.
Penggunaan antibiotik ini meningkat sebesar 39 persen per orang, berdasarkan sampel dari 76 negara. Jumlah dosis yang dikonsumsi pun naik sebesar 65 persen. Dilansir dari Philly.com, peneliti mencatat bahwa ada 5 negara yang menduduki peringkat teratas paling banyak konsumsi antibiotik.
Advertisement
Konsumsi antibiotik tertinggi terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi, yaitu Prancis, Selandia Baru, Spanyol, Hong Kong, dan Amerika Serikat selama tahun 2000. Hasil survey diambil dari data penjualan dari perusahaan riset global IQVIA. Di tahun 2015, konsumsi antibiotik terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah atau menengah, yaitu India, Tiongkok, Turki, Brasil, dan Vietnam.
Meski memang obat antibiotik efektif melawan organisme penyebab penyakit dan bisa membunuh bakteri lain, namun penggunaan antibiotik sebaiknya diatur dengan baik dan tepat. Karena jika pengguna berhenti mengonsumsi sebelum dosis habis, akan ada bakteri yang tersisa dan belum terbunuh. Bakteri yang tidak terbunuh ini akan resisten (tahan) terhadap efek antibiotik, yang memungkinkan mereka berkembang biak.
Peneliti Temple Gallagher mengatakan, "Setiap penggunaan antibiotik mengarah pada resistensi. Jika Anda mengonsumsi amoxicillin untuk mengobati infeksi, maka bakteri di usus bisa tidak mempan terhadap antibiotik."
Oleh karena itu, perlu tindakan pencegahan sebagai alternatif mengurangi konsumsi antibiotik. Menurut peneliti Eili Y Klein, seiring dengan pertumbuhan (pendapatan per kapita) suatu negara, negara berpenghasilan rendah dan menengah cenderung menggunakan antibiotik lebih banyak sehingga konsumsinya perlu dikurangi secara global.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, penggunaan antibiotik mulai dikurangi. Contohnya, pasien yang sakit demam atau sesak napas tidak dianjurkan lagi mengonsumsi antibiotik.
Jadi, kini kamu tahu kan negara-negara mana saja yang jadi peminum obat antibiotik paling banyak? Yuk jaga kesehatan sehingga tidak perlu mengonsumsi obat antibiotik, ladies.
Sumber: Liputan6.com
(vem/feb)