Kesibukan yang tinggi memang membuat kita malas untuk ke dokter gigi, apalagi jika hanya membuat gigi lebih indah. Pasti kita berpikir perlu waktu lama hanya untuk memperbaiki gigi.
Padahal, kini Bethsaida Hospitals Dental Center (BHDC) memiliki pelayanan terbaru yaitu “One visit restoration” dihadirkan untuk menjembatani kebutuhan akan pelayanan pembuatan crown, veneer, inlay dan implant secara cepat dan efisien. Hal ini ditujukan bagi mereka yang memiliki kesibukan tinggi serta untuk memfasilitasi pasien yang berasal dari luar kota maupun luar negeri.
Proses pembuatan restorasi gigi seperti crown, veneer, inlay dan implant surgical template yang terkomputerisasi menghasilkan kesempurnaan yang tidak dapat dicapai sebelumnya oleh pembuatan crown dan implant konvensional. Drg. Tb. Iman W. Kusumadirja, MM, CDIS, kepala Bethsaida Hospital Dental Center (BHDC) lebih jauh menyebutkan bahwa dengan kehadiran alat-alat canggih seperti 3D X-Ray/CBCT, 3D CAD/CAM dan Laser Dentistry, segalanya jadi lebih mudah.
Advertisement
"Maka BHDC adalah klinik gigi dalam hospital yang pertama di Indonesia yang menyediakan layanan seperti ini," ujarnya saat ditemui di Jakarta.
Selain gigi, ada pula Brain & Spine Center yang dihadirkan untuk memperkuat penanganan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak dan tulang belakang, dengan didukung oleh tim dokter spesialis bedah saraf yang handal dan berpengalaman, yang dikepalai oleh dr. Roslan Yusni Hasan, Sp.BS.
Bethsaida Hospitals juga dapat menjadi tujuan utama bagi warga Kabupaten Tangerang, apalagi untuk penanganan pertama pasien serangan stroke, dengan kelengkapan fasilitas dan tenaga medisnya.
“Kesalahan memilih fasilitas kesehatan dalam pertolongan pertama berdampak memperkecil kesempatan pasien bertahan hidup dan memperbesar kecacatan yang terjadi”, ujar dr. Roslan Yusni Hasan, Sp.BS.
Diagnosis yang cepat dan penatalaksanaan (terapi) yang cepat sangat dibutuhkan penderita stroke. Tapi yang tidak kalah pentingnya adalah promosi kesehatan tentang bagaimana pola hidup yang sehat supaya menurunkan risiko dan deteksi dini mengetahui adanya faktor-faktor penyebab terjadinya serangan stroke.
Selain menggunakan metode konvensional seperti pemeriksaan darah yang lengkap dan medical check up secara rutin, MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan DSA (Digital Subtraction Angiography), ada pula pemeriksaan penunjang yang dapat memberikan gambaran akurat dalam hal ini.
Hasil pemeriksaan untuk mengetahui kondisi otak dan pembuluh darah otak ini disebut sebagai Brain Document, yang selain bisa dijadikan acuan melihat lebih dini adanya faktor-faktor terjadinya serangan stroke dapat juga melihat adanya kelainan atau gangguan pembuluh darah lain, misalnya aneurisma otak (pembuluh darah yang menggelembung).
Aneurisma ini semacam “bom waktu”, yang bisa pecah setiap saat dan bila pecah akan memberikan akibat yang jauh lebih buruk daripada stroke, penanganan aneurisma sebelum pecah jauh lebih baik daripada kalau sudah pecah.
(vem/asp/feb)