Rasa manis tentu menjadi favorit banyak orang, maka tak heran jika gula menjadi hal yang tidak bisa terlepas dari setiap minuman atau makanan yang kamu konsumsi. Selain pemanis, gula juga menjadi sumber karbohidrat sederhana, karena dapat larut dalam air dan langsung mudah diserap tubuh untuk diubah menjadi energi.
Menurut Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, pakar gizi dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, gula digolongkan menjadi dua yaitu gula sederhana dan gula kompleks.
Gula yang kita konsumsi sehari-hari ialah gula sederhana yang mengandung karbohidrat. Sedangkan, gula kompleks ialah kelompok gula yang mengandung zat gizi lainnya seperti serat, vitamin, dan mineral. Seperti contoh gula kompleks ialah terdapat pada nasi, jagung, gandum, dan singkong. Kedua gula tersebut adalah sumber karbohidrat yang akan diolah oleh tubuh menjadi glukosa.
Advertisement
"Glukosa inilah yang akan menjadi sumber energi dan makanan bagi sel-sel tubuh kita, terutama otak," tutur dr. Saptawati saat ditemui dalam peluncuran Sugalife, di Jakarta.
Sayangnya, jika dikonsumsi secara berlebihan gula justru menyerang metabolisme tubuh kita. Konsumsi gula berlebih pun dapat mengakibatkan insulin menjadi resiten, yaitu tidak dapat memetabolisme gula menjadi energi, sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah yang mengakibatkan obesitas, diabetes melitus. Bahkan, jika diabetes tidak terkontrol akan berisiko mengganggu organ tubuh lainnya seperti jantung dan ginjal.
Selain itu, dr Saptawati menyebutkan ada sejumlah masalah kesehatan jika kelebihan gula seperti menurunkan kekebalan tubuh, menyebabkan penuaan dini, air liur menjadi asam yang mengakibatkan kerusakan gigi, tekanan darah tinggi, risiko polio, pusing, asam urat, batu empedu, osteoporosis, dan masih banyak lagi.
Melihat sederet masalah kesehatan tersebut, kita bisa mencegah konsumsi gula darah berlebih dengan cara asupan gizi yang seimbang terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh kita untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh, dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
"Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang manis, kurangi penggunaan gula, baik di minuman maupun makanan, jik ingin memberi rasa sebaiknya tambahkan potongan buah, ganti makanan penutup yang manis dengan buah yang memiliki rasa kurang manis atau sayuran segar, memanfaatkan informasi pada label kemasan dalam memilih makanan yang kurang manis atau rendah kalori," tuturnya.
Di tahun 2015, badan kesehatan internasional WHO merekomendasikan pembatasan asupan gula tambahan hingga kurang dari 10 persen asupan energi pada orang dewasa dan anak.
(vem/asp/apl)