Seperti yang telah kita ketahui, penyakit Asma identik sekali dengan sesak nafas yang disertai bunyi “ngik-ngik”. dr.Darmawan Budi Setianto, spesialis respirologi anak menjelaskan secara terminologi bahwa asma adalah penyakit saluran napas dengan dasar radang menahun yang mengakibatkan obstruksi atau sumbatan dan hipereaktivitas saluran napas dengan derajat yang bervariasi. Asma adalah penyakit kronik menahun tersering di dunia yang bisa menyerang anak maupun dewasa.
Organ pernapasan dibagi dua yaitu saluran pernapasan dari hidung sampai trakea atau cabang paru, dan paru-paru. Di dalam paru sendiri ada kantong-kantong udara atau alveoli. Asma menyerang saluran pernapasan terutama di cabang bronkus berupa radang menahun. Selain meradang, otot-otot juga menjadi mengkerut. Bunyi ngik-ngik adalah efek dari saluran udara yang menyempit.
dr. Lily S. Sulistyowati MM, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular, menjelaskan asma termasuk dalam penyakit tidak menular. Angka kejadiannya belum terlalu tinggi, sekitar 4%. Seperti penyakit tidak menular lain, asma kronis juga menimbulkan stress pada penderitanya, selama penyakit tidak terkendali.
Gejala utama asma adalah sesak dan batuk. Meski tidak terlalu tinggi menyebabkan kematian (hanya 1 dari 250) namun penyakit ini menurunkan kualitas hidup terutama pada anak dapat menghambat tumbuh kembang.
Menurut dr. Darmawan pada sebagian anak gejala asma tidak khas. Kadang tidak disertai mengi, namun justru batuk yang membandel yaitu batuk yang berlangsung lama dan suka timbul hilang. Asma ditegakkan jika: gejala berulang, gejala di malam hari lebih parah, membaik dengan obat, ada riwayat asma dan alergi di keluarga dan ada faktor pencetus baik dalam bentuk hirupan misalnya asap rokok, tungau, debu, atau makanan, misalnya makanan yang mengandung MSG, coklat, atau infeksi rinofaringitis/common cold (selesma), dan aktivitas fisik berlebihan.
Untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, asma harus dikendalikan. Penanganan dan pengendalian asma berdasarkan derajat keparahannya, misalnya asma intermitten (kambuhnya jarang-jarang) dan persisten (sering sekali kambuh). Tatalaksana asma yang paling utama adalah menghindari pencetus.
“Selama kita dapat menghindari pencetus, maka asma tidak akan kambuh. Ibaratnya asma itu seperti tamu yang baik, ia tidak akan datang jika tidak 'diundang',” jelas dr. Darmawan.
Semoga pengetahuan ini bermanfaat dan bisa menjadi bekal dalam mencegah terjadinya asma.
- Peringati Hati Asma Sedunia, Terapkan Gaya Hidup Seperti Ini Yuk!
- 3 Cara Melawan Pemicu Asma Dari Dalam Rumah Sendiri
- Bawang Merah Adalah Obat Terbaik Untuk Asma, Benarkah?
- Ringankan Sakit Asma Dengan Konsumsi Brokoli Yuk Ladies
- Ladies, Berenang Ternyata Olahraga Terbaik Untuk Penderita Asma
- Atasi Asma Dengan Konsumsi Buah Kiwi Saja Ladies