Mom, beberapa hari belakangan ini sedang ramai perdebatan soal vaksin Human Papilloma Virus (HPV) pada anak kelas 5 dan 6 SD. Perdebatan dipicu share pesan hoax di media sosial yang menuding bahwa vaksin ini bisa menyebabkan menopouse dini.
Di lain pihak, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa vaksin ini adalah bentuk pencegahan dari kanker leher rahim (serviks) sejak dini. Menanggapi ini, orangtua menjadi bimbang, mana yang benar?
Sederhana, cobalah tilik dari hal paling sederhana sebuah karya ilmiah. Yes Mom, hingga saat ini tidak ada bukti bahwa vaksin HPV menyebabkan manopouse dini sejak 14 tahun keberadaannya. Justru mereka yang tinggal di negara-negara maju sudah lebih dulu sadar mengenai bahaya kanker serviks dan melakukan pencegahan dengan vaksin.
Advertisement
Demikian dipaparkan oleh Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Depkes RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi. Menurutnya vaksin HPV selama ini dikenal mahal yakni sekitar Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. Tingkat keberhasilannya untuk pencegahan kanker serviks pun sangatlah efisien. Tapi mengapa kini hanya karena pemikiran aneh dari 1 - 2 orang dan tersebar, malah menutup hak anak-anak mendapat pencegahan yang sama?
"Kasihan anak-anak itu, kalau mereka terkena kanker serviks, siapa yang mau dituntut?" kata dr. Jane dalam jumpa pers di Kemenkes, Jakarta, Senin, 28 November 2016.
"Vaksin ini mahal, karena itu vaksin massalnya harus dapat persetujuan DPR lebih dulu. Dari mana kami dapat persetujuan itu? Dengan adanya bukti ilmiah bahwa vaksin ini efektif menangkal kanker serviks," ujarnya lagi.
Pemberian vaksin ini memang baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Di mana anak-anak kelas 5 dan 6 SD menjadi penerima proyek percontohan. Dana dari imunisasi massal ini sendiri lebih dulu dibiayai APBN. Apabila sukses, akan dilanjutkan ke kota DI Yogyakarta dengan bantuan LSM.
Kenapa anak kelas 5 dan 6 SD yang disasar? "Karena mereka belum aktif secara seksual. Dengan begitu pencegahannya akan lebih efektif. Kalau sudah lebih tua lagi, peluang untuk aktif secara seksual akan semakin besar," tambah dr.Jane.
Vaksin HPV untuk gerakan imunisasi ini dibantu oleh LSM asing bernama GAVI, The Vaccine Alliance. Sebelumya mereka sudah ikut andil dalam pengadaan vaksin Rubella di Tanah Air. GAVI kini siap memberi dana bantuan untuk imunisasi vaksin HPV selanjutnya di Yogyakarta.
Dikatakan Deputy CEO GAVI, Anuradha Gupta, bahwa kanker serviks biasanya memakan korban wanita yang memiliki anak. Dengan begitu, korban kanker ganas ini menjadi ganda. "Tapi dengan pencegahan, kematian wanita dengan cara ini (kanker serviks) bisa dicegah," ujar Gupta.
Mom, mari kita mulai bijak bersama. Saring info-info ngga jelas yang mengarah pada HOAX agar tidak masuk ke pemikiran kamu. Lihat baik-baik bukti dan keabsahan informasi itu. Salah-salah, kamu malah menutup peluang anak untuk hidup sehat di masa depannya.
- Moms, Yuk Ketahui Bagaimana Ciri Anak Mengalami Autisme
- Biarkan Anak Bermain, Ini Manfaatnya Bagi Tumbuh Kembang Anak
- Waspada Mom, Buah Hati Kurang Konsumsi Sayur & Buah Berisiko Asma
- Awas Mom, Anak Suka Main Gadget Saat Malam Picu Kerusakan Otak
- Awas, Terbiasa Temani Anak Tidur Bisa Membuatnya Jadi Penakut!