Sukses

Beauty

Cara Mudah Terhindar Dari Pembelian Obat Palsu & Ilegal

Kini mengonsumsi obat memang harus lebih berhati-hati. Karena apa? Karena, perlu kita tahu bahwa saat ini tidak sedikit obat palsu dan ilegal yang beredar di di pasaran. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jika di negara maju sedikitnya ada sekitar satu persen obat-obatan yang tersedia cenderung palsu. Angka ini meningkat sampai 10 persen secara global. Namun, di beberapa negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin obat palsu bisa menguasai pasar hingga 30 persen.

Di Indonesia sendiri, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM ) hingga periode Januari - Juni 2016 telah mengindentifikasi adanya 17 merek obat palsu. Temuan obat palsu ini didominasi oleh obat golongan disfungsi ereksi, antibiotik, antipiretik-analgetik, antihipertensi, dan antihistamin.

Untuk itu, dr. J. Hudyono, MS., SpoK., MFPM, menyarankan agar kita semua bisa melindungi diri dari obat palsu dengan membeli obat resep hanya di apotek. Selain itu, kita juga harus senantiasa mencermati nama obat, produsen dan tanggal kadaluwarsa obat. Pastikan pula bahwa kemasan obat mencantumkan nomor registrasi BPOM. Jangan lupa juga untuk memberitahu dokter bila obat yang diberikan tidak menolong atau meredakan masalah kesehatan kamu. Obat palsu memiliki dampak yang sangat buruk kesehatan. Tak hanya bagi kesehatan, obat palsu juga memiliki dampak  buruk terhadap berbagai hal lainnya. Berikut dampak dari konsumsi obat palsu tersebut.

"Nomor izin yang beredar terdiri dari 15 digit dengan kombinasi angka dan huruf. Seperti digit ke satu, itu menandakan jenis obat apa, apakah obat dagang (D) atau generik (G). Digit ke dua menandakan golongan obat seperti bebas, bebas terbatas, keras, psikotropika, atau narkotika. Sedangkan digit ke tiga, itu menandakan lokasi produksi, lokasinya lokal dan Impor," tutur dr Hudyono.


Adapun syarat penandaan obat asli seperti tulisan biasanya sangat mudah dibaca dan tidak mudah dihilangkan. Tercantum pula logo obat dimana logo hijau untuk obat bebas, biru untuk obat bebas terbatas, dan merah dengan huruf K menandakan obat keras. Komposisi obat, kegunaan obat, efek samping, serta cara pemakaiannya pun tak pernah luput dari obat yang asli. Biasanya obat ilegal tersebar di gerobak di pinggir jalan, perorangan, atau di kios-kios serta internet tanpa izin.

"Kiat menghindari obat palsu ialah belilah obat hanya di sarana resmi seperti apotek, jangan beli obat keras di toko obat atau warung, hindari pembelian melalui situs online, jangan terperdaya dengan obat dengan harga yang lebih murah, periksalah kualitas fisik dan kondisi obat misal masih tersegel. Informasi penandaan tidak mudah hilang, warna kemasannya apakah berbebeda dari biasanya dan kemasannya pun masih bagus." Tambah dr Hudyono.

Semoga tips ini membantu kita dan kita semua pun tak pernah tertipu saat membeli obat.



(vem/asp/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading