Kerut di wajah merupakan tanda bahwa gravitasi tidak pernah bohong. Di dunia ini, hampir semua orang ingin usianya bertambah tanpa bonus keriput. Tapi sayangnya, wanita seringkali lupa untuk merawat wajah dan menghindari sinar matahari sejak usia belia. Seiring dengan bertambahnya usia, produksi kolagen yaitu zat yang membuat kulit menjadi kenyal dan kencang pun akan semakin berkurang. Inilah yang nantinya menyebabkan wajah mengalami bercak-bercak hitam dan keriput. Bahkan kondisi ini akan semakin buruk dan terbentuk lebih cepat jika seseorang malas menggunakan tabir surya dan hobi merokok.
Ada Cara Terbaik Melawan Keriput
Menurut dr. Anna Gunawan, SpKK, dari RSKB Bina Estetika, cara terbaik untuk melawan keriput adalah mencegahnya dengan menghindari sinar matahari dan rokok. Tapi, bagaimana jika kulit keriput sudah terbentuk, apakah ada cara untuk memuluskannya kembali?
Advertisement
Jawabannya tentu ada, Ladies. Umumnya, keriput timbul karena berkurangnya kandungan kolagen pada kulit. Karena itu, untuk mengatasi keriput, kolagen jugalah yang menjadi obatnya. Kolagen ini dapat dimasukkan ke tempat yang keriput melalui suntikan oleh dokter yang terlatih. Hal ini bertujuan untuk ‘mengisi’ kembali bagian-bagian kulit yang sudah tampak berkerut. Dengan cara ini, kulit pun akan tampak lebih kenyal dan kencang. Oh iya, selain cara ini, pilihan lain agar tampak selalu awet muda adalah penggunaan botox.
Kolagen Itu Apa dan Ada Dimana?
Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai kolagen dan botox, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu bagian-bagian kulit. "Kulit adalah organ terluas pada tubuh manusia dan mencakup 16% berat tubuh manusia. Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan epidermis, dermis dan subkutan (hipodermis). Epidermis merupakan bagian terluar kulit manusia yang bertugas mengatur banyaknya penguapan cairan tubuh dari kulit. Ia juga berfungsi sebagai pelindung sel serta jaringan di bawahnya. “Tanpa adanya epidermis, tubuh akan cepat mengalami dehidrasi,” jelas dr. Anna.
Tepat di bawah epidermis terdapat lapisan kedua, yaitu dermis. Dermis merupakan tempat melekatnya pembuluh darah, saraf, dan folikel rambut. Dermis merupakan tempat dibentuknya protein yang kita sebut sebagai kolagen. Sementera untuk lapisan kulit selanjutnya adalah subkutan (hipodermis). Hipodermis adalah salah satu lapisan dari beberapa lapisan yang terdapat pada kulit. Hipodermis ini merupakan lapisan kulit lemak atau jaringan ikat yang merupakan rumah dari kelenjar keringat dan lemak dan juga sel-sel kolagen.
Perlu diketahui, kolagen adalah salah satu protein yang paling melimpah di dalam tubuh kita. Sekitar 25-30% protein di tubuh manusia terbuat dari kolagen, misalnya pada jaringan konektif seperti tulang rawan dan tendon. Kolagen sendiri merupakan komponen protein utama yang membentuk dermis, salah satu lapisan terluar kulit setelah epidermis. Protein ini penting untuk menjaga kulit tetap kencang dan lentur. “Ibarat kasur, ketika masih baru, ia masih kencang dan elastis. Lama-kelamaan, kasur akan kempis,” jelas dr. Anna. Normalnya, kolagen berperan saat kita menggunakan otot-otot di wajah untuk tersenyum, mengerutkan kening atau menyipitkan mata. Namun, saat kolagen mengalami stress, ia justru dapat mengakibatkan munculnya garis atau bahkan keriput di wajah.
Jumlah Kolagen Menurun Seiring Bertambah Usia
Perubahan pada kolagen dapat terjadi karena beberapa hal. Pertama, dengan bertambahnya usia kolagen yang ada pada kulit mulai memecah dan kaku. Saat kulit masih sehat, helaian-helaian kolagen masih sangat lentur sehingga kulit dapat kembali ke bentuk semula setelah kita tersenyum atau mengerutkan dahi. Namun, ketika kadar kolagen mulai berkurang, kulit akan kehilangan elastisitas dan tidak kembali ke bentuk awalnya.
Tubuh membutuhkan suplai kolagen dalam jumlah yang cukup. Meski begitu, untuk mempertahankan dan mendapatkan kolagen tidaklah mudah. Bahkan, sejak usia 25 tahun tubuh mulai kehilangan kolagen sebanyak 1,5% setiap tahunnya. Akibatnya, kolagen akan mengempis dan tidak mampu lagi menyokong lapisan terluar kulit. Saat itulah awal kulit menjadi keriput.
Saat ini, ada banyak produk kolagen yang beredar di pasar. Ada yang berupa krim, suplemen, hingga suntikan kolagen. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah bahan-bahan tersebut efektif untuk menghilangkan keriput? Salah satu produk kolagen yang banyak dipasarkan adalah yang berbentuk krim. Pada dasarnya, krim hanya bekerja pada permukaan kulit sama seperti pelembab. Tujuannya adalah untuk menghambat penguapan air dari lapisan dermis sehingga kulit tetap lentur. Pelembab kulit, baik yang mengandung ataupun yang tanpa kolagen tidak dapat menembus kulit, dan umumnya produk semacam ini tidak dirancang untuk diserap kulit. Karena itu, dapat dikatakan produk semacam ini tidak dapat mencegah penurunan kadar kolagen ataupun membuat keriput menghilang.
Manfaat Suntik Kolagen
Lalu bagaimana dengan modalitas lain, dalam hal ini suntik kolagen? Suntik kolagen bertujuan untuk mengisi dan mengganti kolagen alami dalam kulit. “Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyuntikan kolagen mampu mengurangi garis-garis pada kulit dan membantu memudarkan bekas luka,” jelasnya. Normalnya, kolagen yang disuntikkan dari luar akan menggantikan kolagen pada lapisan dermis yang jumlahnya kian menurun seiring bertambahnya usia. Kolagen dalam bentuk suntikan terbuat dari kulit sapi yang diproses dan ada juga yang sintetis. Kolagen sintetis ini dikenal sebagai human collagen productyang banyak beredar di pasaran.
Well, jadi semakin tahu akan pentingnya kolagen buat kulit kan Ladies. Jadi, jika tak ingin kulit keriput atau mengalami masalah sejenisnya, pastikan bahwa kebutuhan kolagen dalam kulit tercukupi dengan baik. Untuk dapatkan asupan kolagen ini usahakan juga dilakukan dengan cara yang baik, benar serta tidak berbahaya.
- Perlukah Cuci Muka Pagi & Malam Hari? Ini Menurut Ahli Kesehatan
- Tidur Cukup, Solusi Termudah Cegah Masalah Kulit Keriput
- Minuman Lezat Ini Bakal Membuat Kulit Tampak Lebih Muda 10 Tahun
- Agar Kulit Tak Kering, Kebiasaan Sederhana Ini Perlu Kamu Lakukan
- Menggunakan Sunless Tanning Agar Kulit Terlihat Coklat, Amankah?