Siapa yang sering multitasking? Di jaman yang serba canggih dan juga super sibuk kerap membuat banyak orang harus multitasking. Kita menggunakan telepon sambil bermain game, mengirim email, membuka media sosial, sekaligus menonton televisi. Multitasking telah menjadi rutinitas sebagian besar masyarakat modern.
Sayangnya kita tak boleh membiasakan kegiatan ini Ladies. Sebuah penelitian baru memperlihatkan bahwa multitasking memiliki konsekuensi yang mengkhawatirkan yang tidak ringan, sebagaimana terbukti dalam daftar berikut sebagaimana dirangkum oleh psikolog dari AS, Guy Winch Ph.D.
Advertisement
- Multitasking dikaitkan dengan kerusakan otak. Sebuah penelitian baru menemukan orang-orang yang sering melakukan beberapa hal sekaligus memiliki pengurangan materi abu-abu di otak mereka. Materi ini terkait dengan kontrol kognitif dan regulasi motivasi dan emosi.
- Multitasking dapat menyebabkan masalah memori. Studi tahun 2016 menemukan bahwa multitasking menyebabkan kelemahan memori baik memori jangka pendek maupun panjang.
- Multitasking dapat menyebabkan orang kehilangan kemampuan untuk membedakan antara distraksi yang penting dan tidak penting.
- Multitasking dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Dua puluh persen remaja New York dilaporkan terganggu oleh perangkat mobile mereka ketika mereka sedang berjalan di pedestrian. Korban orang dewasa yang berjalan kaki lalu tertabrak hanya sepuluh persen.
- Multitasking menyakiti (mempengaruhi) nilai. Sebuah studi tentang multitasking di sekolah menemukan, siswa yang sering melakukan beberapa pekerjaan sekaligus mendapat nilai lebih rendah saat ujian.
- Multitasking dapat menyebabkan jatuh dan patah tulang. Sebuah studi menemukan multitasking lebih sering melanda lansia perempuan dan menyebabkan naiknya kasus mereka terjatuh dan patah tulang, secara signifikan.
- Multitasking dapat membahayakan hubungan. Sudah jelas, sibuk bermain ponsel akan mengurangi kepuasan hubungan dengan pasangan.
- Multitasking meningkatkan stres kronis. Sebuah studi pada mahasiswa menemukan bahwa siswa yang sering multitasking, memiliki skor stres lebih tinggi dibanding mahasiswa yang tidak sering multitasking.
- Multitasking meningkatkan depresi dan kecemasan sosial. Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian yang mengevaluasi hubungan antara multitasking, penggunaan media, dan kesehatan emosional.
- Multitasking membuat seseorang kurang produktif dan kurang efisien. Ini karena fokus saat mengerjakan sesuatu hal berkurang banyak akibat adanya distraksi dan interupsi.
Nah, kini kita sudah tahu bahaya dari multitasking. Sebaiknya mulai sekarang jangan membiasakan diri untuk selalu multitasking ya Ladies. Semoga informasi ini bermanfaat.
Sumber: http://meetdoctor.com/
- Ini Lho Alasan Mengapa Ada Orang Yang Tak Bisa Gemuk
- Stop! Jangan Terbiasa Lakukan Ini Jika Kamu Digigit Nyamuk
- Awas, Cahaya Lampu Berlebih di Kota Bisa Merusak Retina Mata
- Mentega Ternyata Sehat dan Tidak Meningkatkan Risiko Jantung
- Sering Ngantuk Sepanjang Waktu? Ini Kemungkinan Penyebabnya
- 4 Makanan Menyehatkan Tapi Beracun Jika Dimakan Saat Mentah