Istilah patah hati sering dikaitkan dengan keadaan putus cinta. Padahal, patah hati sebenarnya adalah penyakit medis lho, Ladies. sebab, ada kaitan erat antara kondisi depresi, kesehatan mental serta penyakit jantung.
Sindrom patah hati atau broken heart dikenal sebagai kondisi cardiomyopathy akibat stres, dan dapat dialami oleh mereka yang ada dalam kondisi sehat sekalipun. Kondisi ini lebih umum dialami oleh wanita daripada pria, ditandai dengan rasa sakit pada dada yang mendadak dan intens karena adanya peningkatan pada hormon stres. Peningkatan hormon stres ini dapat diakibatkan oleh adanya kejadian yang membuat emosi seseorang tertekan secara hebat, seperti adanya kematian atau perceraian, putus hubungan, pengkhianatan maupun penolakan, pendek kata, hal-hal yang membuat hati (jantung) serasa patah, entah karena kesedihan atau karena terkejut.
Sindrom broken heart ini dapat diartikan sebagai serangan jantung karena gejala dan hasil tesnya yang hampir sama. Hasil tes kondisi ini biasanya menunjukkan adanya perubahan dalam ritme jantung yang disertai bukti penyumbatan pembuluh arteri pada jantung.
Advertisement
Dalam sindrom broken heart, yang terjadi adalah adanya bagian jantung yang mendadak membesar untuk sementara waktu dan tidak memompa dengan baik, sementara sisa jantung lainnya berfungsi secara normal dengan kontraksi yang lebih dipaksakan lagi. Sindrom broken heart sendiri dapat menuntun kepada kondisi gagal otot jantung yang serius, meski dapat segera ditangani dengan kesembuhan total bagi orang yang mengalaminya dengan risiko kecil adanya kekambuhan kondisi.
Gejala yang paling umum dan dapat diamati dari sindrom ini adalah adanya rasa sakit pada dada (angina) dan sesak napas yang dapat timbul tanpa didahului oleh adanya riwayat penyakit jantung sebelumnya. Terkadang, kondisi detak jantung yang tidak beraturan atau aritmia juga dapat dijumpai pada sindrom broken heart ini.
Beberapa hal yang membedakan gejala sindrom broken heart dengan serangan jantung meliputi:
- Gejala sindrom broken heart secara khas timbul mendadak setelah adanya tekanan fisik atau emosional yang ekstrem
- EKG atau tes yang merekam aktivitas elektrik jantung pada orang yang mengalami sindrom broken heart akan menunjukkan gambaran aktivitas listrik jantung yang berbeda dengan gambaran khas EKG pada penderita serangan jantung.
- Hasil pemeriksaan darah menunjukkan ketiadaan kerusakan otot jantung pada penderita sindrom broken heart.
- Tidak terbukti adanya penyumbatan arteri koroner pada penderita sindrom broken heart.
- Tes menunjukkan adanya pembengkakan dan gerakan yang tidak biasa pada kamar jantung bagian kiri bawah atau left ventricle.
- Waktu pemulihan pada penderita sindrom broken heart relatif cepat, bila dibandingkan dengan waktu pemulihan yang dibutuhkan pada penderita jantung. Sebab, penderita sindrom broken heart akan sembuh dalam beberapa hari atau minggu saja.
Artikel ini ditinjau oleh:dr. Nina Amelia Gunawan
Sumber: Meetdoctor.com
(vem/meetdoctor/ama)