Terkadang, apa yang dikatakan dokter tidak selalu benar adanya. Dokter juga manusia, dan seringkali diagnosanya salah. Hal ini dialami juga oleh gadis bernama Chelsea E. Saat berusia 16 tahun, Chelsea tiba-tiba merasakan sakit luar biasa di bagian panggulnya (di area bawah perut) seakan dia ditusuk benda tajam. Namun rasa sakit itu kemudian hilang, jadi ia mengabaikan hal itu.
Tapi dua hari kemudian, rasa sakit itu kembali lagi, bahkan lebih dahsyat. Saat itulah ia menyadari ada yang salah dengan tubuhnya. Dan saat ia ke kamar mandi untuk memeriksa apa yang terjadi, ia melihat (maaf) vagina-nya sudah sebesar kepalan tangan. Organ intimnya membengkak dan bahkan ia merasakan gatal dan panas di bagian labia-nya.
Orangtuanya pun membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mengetahui apa yang terjadi, dan ketika itu seorang dokter pria memeriksanya. Chelsea menjelaskan bahwa cara dokter itu melihatnya dan memberikan pertanyaan, jelas-jelas ia mendiagnosa bahwa Chelsea sedang mengidap penyakit seksual menular.
Advertisement
Namun Chelsea mengaku masih perawan. Ia tak pernah aktif secara seksual atau pernah melakukan hubungan intim apa pun dengan orang lain. Terpukul dengan anggapan dokter yang terkesan merendahkan itu, Chelsea dan orangtuanya akhirnya datang ke bagian genokologi untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih jelas.
Dokter wanita yang kali ini memeriksanya, melihat organ intimnya yang membengkak dan mulai mengeluarkan nanah. Dokter itu pun menjelaskan, selama ia menangani kasusu penyakit seksual menular, ini bukan lah kasus seperti itu. Meski memang merasa lega, namun masih belum jelas penyakit apa yang sebenarnya diidap oleh Chelsea. Diagnosis masih belum jelas, dan dokter hanya memberinya salep untuk meredakan gatal.
Dia dianjurkan untuk tidak dulu memakai celana dalam. Namun rasa sakit tak kunjung membaik. Ia bahkan harus menahan pipis agar ia tak perlu merasakan sakit lebih dahsyat untuk buang air kecil. Saat itulah ia kemudian dirujuk ke rumah sakit wanita tak jauh dari rumahnya. Diagnosis dokter justru membuatnya down, Chelsea mengidap herpes kelamin. Dokter itu bahkan mengatakan bahwa mereka percaya jika Chelsea bohong pada orangtuanya.
Sampai di rumah Chelsea menangis dan berkata ia tidak bohong. Beberapa minggu berlalu, dan Chelsea harus rela tidak masuk sekolah, untuk buang air kecil saja ia butuh berendam di dalam bathtub untuk meredakan nyeri, karena obat yang diberikan tampak tak ada gunanya.
Dari situlah ibu Chelsea teringat tentang riwayat pengobatannya. Ia ingat bahwa ia pernah mengalami penyakit ruam syaraf di bagian pinggulnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan bisa menyebar seperti cacar. Penyakit ini bisa muncul di bagian tubuh mana pun dan bisa terjadi pada siapa saja, terutama mereka dengan sistem imun yang lemah.
Sebelumnya, ginekologis memintanya untuk melakukan tes herpes zoster, virus yang juga berhubungan dengan penyakit ruam ini, dan setelah sebulan menyelidiki sendiri, kesimpulan pun didapat, bahwa ternyata Chelsea mengidap singles atau penyakit ruam syaraf.
penyakit ini belum ada obatnya dan biasanya akan hilang sendiri dalam beberapa minggu. Bisa muncul kembali saat tak tertentu namun biasanya hanya terjadi sekali seumur hidup. Kini Chelsea sudah berusia 22 tahun dan setiap ia menjalani tes penyakit seksual menular, hasilnya selalu negatif.
Tak ada yang tahu kapan munculnya penyakit, dan terkadang diagnosis dokter tak selalu tepat. Ada baiknya jika kamu dan keluarga memang mengenali atau mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya agar bisa mendeteksi dini penyakit seperti apa yang mungkin bisa kamu alami di masa depan ya Ladies.
- 4 Tips Pilih dan Pakai Celana Dalam Yang Tepat Untuk Cegah Keputihan
- Miss V Sering Gatal? Atasi Dengan Tips Jitu Ini Ladies!
- Hati-Hati, Ternyata Salah Satu Penyebab Miom Ada Pada Tubuh Wanita Sendiri
- Ternyata, Tes Darah Bisa Mendeteksi Dan Mencegah Kanker Ovarium
- EmpowerPanty, Celana Dalam Yang Didesain Khusus Untuk Mengubah Dunia