5 Makanan Ini Berisiko Meningkatkan Nyeri Sendi

Nyeri sendi bisa terjadi karena beberapa hal antara lain patah tulang, kecapekan, dan mengangkat beban terlalu berat. Jika kamu mengalami nyeri sendi, dapat diatasi dengan olahraga, obat-obatan, dan diet. Untuk mengurangi risiko nyeri sendi hindari 5 makanan ini seperti yang dilansir top10homeremedies.com yaitu sebagai berikut:

Olahan daging merah

Seperti yang sering kita dengar, olahan daging merah memiliki banyak kandungan yang berbahaya bagi kesehatan. Kandungan kimia berbahaya tersebut antara lain nitrit dan purin, yang dapat meningkatkan peradangan dan nyeri dalam tubuh. Dalam studi 2014 yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences mencatat bahwa glycan dalam daging merah dapat menyebabkan kanker.

Gula buatan

Mengonsumsi gula yang tinggi berbahaya bagi kesehatan tubuh. Untuk itu hindari mengonsumsi gula berlebih, jumlah gula yang tinggi juga meningkatkan tingkat AGEs dalam tubuh yang menyebabkan peradangan. Selain itu, gula memicu pelepasan zat inflamasi yang disebut sitokin dalam tubuh. Hal ini akan memperparah nyeri sendi yang kamu alami.

Produk olahan susu

Produk susu juga dapat berkontribusi untuk nyeri sendi. Tingginya tingkat kasein protein dalam produk susu memicu peradangan dan nyeri. Hindari susu pasteurisasi ketika menderita nyeri sendi atau jenis lain dari nyeri kronis. Sebaliknya, pilihlah susu kedelai, susu almond, tahu, margarin dan produk non-susu lainnya.

Telur

Telur, terutama kuning, mengandung asam arakidonat yang mengarah ke produksi prostaglandin (semacam autakoid lipid), yang memicu peradangan dalam tubuh. Selain itu, telur juga mengandung lemak jenuh, yang juga berkontribusi terhadap peradangan dan nyeri.

Minyak jagung

Minyak jagung adalah tinggi asam lemak omega-6 yang dapat memicu tubuh untuk memproduksi bahan kimia pro-inflamasi. Sebuah 2012 studi yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition and Metabolism mencatat bahwa peningkatan omega-6 dapat memicu nyeri sendi.

Demikian 5 makanan yang harus kamu hindari untuk mengurangi risiko nyeri sendi. Lebih baik mencegah daripada mengobati, semoga bermanfaat.

(vem/apl)