Kelebihan berat badan karena terlalu banyak makan atau kekurangan berat badan karena gangguan makan, merupakan masalah yang mungkin kelihatannya sepele, padahal sebenarnya tidak. Brittany Brugunder buktinya, ia harus mengalami naik turunnya hidup dengan drastis hanya karena dua masalah itu saja. Melalui elitedailymail.com, ia ingin membagikan kisahnya pada pembaca semua.
Pada awal tahun 2009, nampaknya aku sudah kehilangan kemampuan untuk bertahan. Sudah 7 tahun aku bergelut dengan anoreksia dan kelebihan olahraga. Karena sudah tidak mampu bertahan, aku sakit parah. Aku bahkan tidak diijinkan masuk kuliah, hingga kesehatanku pulih. Maka 6 bulan selanjutnya aku habiskan di rumah sakit, sementara keselamatan nyawaku seolah sudah berada di tepi jurang.
Dengan berat badan yang hanya 25 kg, aku kehilangan kemampuan untuk bergerak, aku harus menghadapi kemungkinan kerusakan hati, belajar untuk bisa berjalan lagi, tidak bisa berpikir dan mengenali orang lain, rambut rontok parah, bahkan membutuhkan transfusi darah. Aku hampir tidak punya kesempatan untuk bertahan hidup.
Advertisement
Tapi nampaknya takdir masih berpihak padaku, karena dengan ajaib aku perlahan pulih. Aku mulai banyak makan, setelah menghabiskan bertahun-tahun dengan menahan dan menghindari makanan. Sensasi yang menyenangkan sekaligus menakutkan, karena aku tidak tahu lagi bagaimana cara mengontrol nafsu makan.
Berat badanku terus naik, tapi aku tidak menyadari bahwa anoreksia yang kuderita sudah berubah menjadi ketagihan makan. Tubuhku mengalami perubahan ukuran dan bentuk dengan sangat cepat. Akibatnya, aku mengurung diri di rumah, karena aku takut orang melihat betapa berbedanya tubuhku. Aku hanya keluar rumah untuk membeli makanan.
Pertengahan 2010, aku kembali terpuruk, meski saat itu justru berlawanan dengan keterpurukan sebelumnya. Aku seperti melihat orang asing saat bercermin, karena berat badanku sudah mencapai 100 kg. Kegemukan itu menggiring aku pada gangguan makan sekali lagi, yaitu bulimia..
10 tahun sudah aku bergelut dengan gangguan makan, kelebihan olahraga, kelebihan makan, obat pencahar, psikiater, rumah sakit, hingga keputusasaan. Tapi kini aku mengubah penderitaan tersebut menjadi harapan. Dari 25 hingga 100 kg, aku menyadari bahwa aku sudah membawa gangguan makan yang kualami mengarah pada kematian.
Sekarang, aku sudah melepaskan itu semua sambil terus berusaha untuk membaik. Aku membagikan kisah kelam ini agar semua orang tahu bahwa selalu ada jalan untuk pulih dan membaik.
Berlebihan makan, atau menghindari makan, ternyata dua-duanya mengarah pada hal yang buruk. Hanya karena berat badan, seorang wanita bahkan bisa mengalami naik turunnya hidup dalam penderitaan yang tak terkira. Semoga dengan kisah ini, Anda dan saya diingatkan bahwa hidup sehat dan normal itu jauh lebih penting dibanding tujuan untuk memiliki bentuk tubuh ideal. Apapun yang berlebihan memang tidak baik, bukan?
(vem/reg)