Jogging, menggendong si kecil, membawa kantong belanja serta memakai high heels adalah beban bagi tulang seorang perempuan sehari-hari. Tanpa dukungan tulang yang kuat, sepertinya akan susah bagi Anda untuk melakukannya. Meski begitu, mampu mengangkat beban berat, bukan artinya tulang bisa dikatakan cukup kuat lho, Ladies.
Dalam dunia medis, tingkat kepadatan mineral dalam tulang dapat diukur dengan Bone Density Test. Menurut Mayoclinic Organization, tes kepadatan tulang ini dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya risiko osteoporosis atau pengeroposan tulang. Sementara Medline Plus dari National Institute of Health (NIH) menyebutnya dengan istilah Bone Mineral Density (BMD) test.
Menurut NIH, tes BMD digunakan untuk menentukan seberapa banyak kalsium maupun mineral lain yang tersimpan dalam tulang dengan memanfaatkan sinar-X atau penghantar lain seperti gelombang suara (ultrasound). Selain untuk mengetahui kesehatan tulang, hasil tes BMD ini juga dijadikan sebagai acuan untuk mendeteksi ada tidaknya resiko osteoporosis. Lantas, bagaimana cara melakukan tes kepadatan tulang ini?
Advertisement
National Osteoporosis Foundation (NOF) menyebutkan bahwa tes kepadatan tulang dapat dilakukan dengan Central DXA dan p-DXA. Keduanya sama-sama memanfaatkan teknologi sinar-X dengan radiasi rendah, sehingga tidak berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Central DXA
Central DXA atau DEXA dilakukan menggunakan alat pemindai khusus. Fokus tes kepadatan tulang menggunakan Central DXA pada bagian tulang belakang (spine) hingga bagian pinggul (hip). Sinar-X pada mesin ini akan memindai bagian tulang tersebut. Barulah didapatkan hasil berupa data kandungan kalsium dan mineral dalam tulang, sebagai acuan apakah tulang mengalami pengeroposan, dan mungkin diperlukan diagnosis lebih lanjut.
Meski melalui scanner, orang yang ingin melakukan tes BMD dengan Central DXA tidak perlu melepas pakaian. Cukup dengan berbaring di meja panjang khusus yang tak lain adalah mesin Central DXA, kemudian para tenaga ahli akan melakukan pemeriksaan tidak lebih dari 15 menit. Selain itu, hal penting yang perlu dicatat, tes ini tidak menggunakan jarum suntik atau alat medis tertentu yang bersentuhan langsung dengan kulit. Jadi, tidak perlu sampai khawatir atau takut untuk melakukannya.
Sebelum melakukan tes ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi maupun dokter pribadi terlebih dulu. Selanjutnya, dokter akan merekomendasikan pasien untuk ke instalasi radiologi yang ada di rumah sakit untuk segera melakukan pemeriksaan.
p-DXA, di antaranya Ultrasound Bone Densitometer
Ada lagi cara mudah memonitor kesehatan tulang dengan Ultrasound Bone Densitometer. Metode ini dilakukan dengan pemeriksaan kepadatan tulang menggunakan gelombang suara yang disebut sebagai ultrasound. Bila mendapatkan hasil negatif, Anda boleh merasa yakin tidak mengalami osteoporosis. Berbeda jika hasilnya positif, lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan DXA scan.
Menurut National Institute of Health (NIH), setelah melakukan tes kepadatan tulang yang pertama, biasanya dokter akan merekomendasikan tes ulang setelah satu hingga dua tahun berikutnya. Sementara World Health Organization (WHO) menjelaskan hasil tes BMD akan ditampilkan dalam bentuk T-score. Jika T-score berada pada angka -1.0 ke atas, maka kepadatan tulang masih normal. Bila berada pada kisaran -1.0 dan -2.5, kepadatan tulang akan dikategorikan kurang atau osteopenia. Sedangkan bila T-score di bawah -2.5, kepadatan tulang digolongkan ke dalam osteoporosis.4
Apabila masuk kategori osteopenia atau bahkan osteoporosis, dokter akan segera memberikan treatment khusus. Sebaliknya, jika masih masuk kategori normal, dokter akan memberikan beberapa saran penunjang kesehatan tulang. Termasuk dengan mengonsumsi makanan berkalsium tinggi. Menurut National Health Service (NHS), sumber kalsium dapat diperoleh dari keju, yoghurt, mentega, serta beberapa kacang-kacangan seperti kedelai dan olahannya berupa tahu, tempe dan susu kedelai.
Ada pula sayuran hijau, seperti brokoli dan ikan yang dapat dimakan langsung dengan tulangnya seperti bandeng dan sarden yang dapat menjadi sumber kalsium lain yang tidak kalah melimpah. Meski demikian, sumber kalsium harian ternyata tidak bisa tercukupi hanya dari makanan. Tubuh masih memerlukan tambahan kalsium dari suplemen. Perhatikan jumlah rekomendasi asupan harian yang tepat dan minum suplemen kalsium #sekalisehari untuk mendapatkan manfaat maksimal.
Jika bisa menjaga kepadatan tulang dengan konsumsi kalsium sesuai rekomendasi asupan harian, yaitu 1000 mg per hari, kenapa harus menunggu sakit dulu baru memulainya? Yuk, biasakan melengkapi kebutuhan kalsium harian tubuh dengan suplemen #sekalisehari untuk kebaikan nanti.
(vem/tom)