Pemberian antibiotik adalah hal yang wajar saat kita terserang penyakit. Tetapi tidak semua orang cocok dengan pemakaian antibiotik. Salah-salah tubuh bisa mengalami reaksi terbakar.
Nasib malang harus dialami oleh Yassmeen Castanada (19). Seperti dilansir dari abcnews.go.com, Yassmeen mengalami resistensi antibiotik, yang mengakibatkan sekujur tubuhnya terbakar. Dikabarkan 70 persen kulit Yassmeen melepuh dari kepala hingga kaki. Parahnya, dia juga mengalami gangguan kulit serius yang dikenal sindrom Stevens Johnson.
Advertisement
Pada awalnya peristiwa ini terjadi saat Hari Thanksgiving. Yassmeen merasa tak enak badan. Salah seorang temannya memberinya beberapa obat. Setelah meminum obat tersebut keadaan Yassmeen malah makin parah. Dirinya merasa kepanasan seperti terbakar oleh api, bahkan hidung dan tenggorokannya terasa panas.
Yassmeen pun segera di bawa ke rumah sakit. Kemudian dia di pindah ke ruang gawat darurat setelah seluruh tubuhnya melepuh. Dalam waktu empat hari kulitnya mengelupas seolah-olah menderita luka bakar tingkat tiga.
Menurut dokter yang menangani hal ini diakibatkan oleh reaksi penggunaan obat yang tidak sesuai dengan penyakit yang diderita. Sindrom Stevens Johnson terjadi pada Yassmeen saat tubuh merespon antibiotik. Hal ini berakibat sangat fatal.
Menurut Dr Joshua Zeichner, profesor dermatologi di Mount Sinai Hospital Manhattan belum diketahui cara untuk mendiagnosa siapa saja yang bisa terserang penyakit ini. Yassmeen akhirnya beberapa menjalani operasi kulit akibat luka bakar yang dideritanya. Dokter memperkirakan dia akan pulih seperti sediakala.
Dari kasus ini dapat kita ambil hikmahnya. Jangan pernah menggunakan obat tanpa resep dan pengawasan dari dokter ahli. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan obat.
(vem/chi)