AIDS dan HIV masih menjadi penyakit yang mematikan. Banyak stigma negatif yang diberikan pada orang-orang yang positif AIDS atau HIV. Padahal, dengan penanganan yang tepat, penyakit ini bisa dicegah penularannya. Anda juga tidak perlu menjauhi orang yang positif AIDS atau HIV, sebab penularan virusnya tidak semudah yang dibayangkan.
Dari Meet Doctor, dr. Dedy Sudrajat, SpPD memberikan beberapa penjelasan tentang AIDS dan HIV, agar kita lebih memahami penyakitnya dan tidak menjauhi penderitanya.
1. Apa yang harus dilakukan jika pasangan atau suami positif HIV?
Advertisement
Jika pasangan kita ternyata HIV positif tentu yang dilakukan adalah cek diri kita sendiri apakah positif atau negative. Jika positif tentu kita harus melalui penanganan sebagaimana penderita HIV positif pada umumnya. Jika negative maka kita mulai menerapkan universal precaution untuk mencegah transmisi dari pasangan selain terus menerapkan hidup sehat.
Universal precaution ini termasuk memakai pengaman selama berhubungan seksual. Penerapan pencegahan tentu dengan tetap menerapkan perlakuan yang setara menghindari diskriminatif yang tidak pada tempatnya terhadap pasangan kita.
2. Jika keluarga saya ada yang positif HIV bagaimana cara agar tidak tertular?
Cara mencegah penularan tentu saja dengan mengingat bahwa cara transmisinya adalah melalui hubungan seksual, darah dan komponennya, sekresi vagina dan air susu ibu. Pada media darah dan cairan tubuh lainnya tentu akan bisa transmisi jika ada luka terbuka sehingga memungkinkan virus masuk langsung ke peredaran darah.
Jika media yang terkena cairan itu tertutup tentu kemungkinan transmisi sangat kecil. Sehingga berjabat tangan, berpelukan, tidaklah menularkan virus. Saat merawat pasangan atau keluarga yang menderita HIV, maka universal precaution diperhatikan. Misal saat membersihkan badan, air seni, feses, harus melindungi diri dengan sarung tangan latex dan pastikan tidak ada luka terbuka meskipun kecil.
3. Apa bisa ibu hamil yang positif HIV tidak menular pada bayinya?
Sebenarnya wanita dengan HIV positif masih dimungkinkan untuk dapat memiliki keturunan dengan HIV negative. Hal ini dimungkinkan dengan memperkecil kemungkinan transmisi virus dari ibu ke janin. Dari beberapa studi dan pengalaman empiric menunjukkan bahwa hal tersebut dapat dimungkinkan saat sang ibu sudah berada dalam kondisi di mana pada pemeriksaan viral load menunjukkan kondisi tidak terdeteksi.
Pada kondisi ini jumlah virus yang ada di tubuh sang ibu sangat minimal sehingga kemungkinan transmisi sangat kecil. Pencapaian ini tentu tidaklah mudah namun masih memungkinkan. Dengan mengonsumsi ARV yang baik, kontrol teratur, dan hidup sehat, meminimalkan terjadinya infeksi oportunistik, semua itu bisa tercapai. Selama kehamilan pemberian ARV juga terus diberikan dan juga saat nanti bayi telah lahir.
Sumber: MeetDoctor.com