Kain khas Indonesia memang tak pernah ada habisnya untuk dibicarakan. Hal ini tidak lain karena banyaknya warisan dari nenek moyang di setiap daerah dari Sabang sampai Merauke. Hal ini pula lah yang membuat para pengrajin seakan terus mengeksplor dan berinovasi, untuk menciptakan kain-kain cantik yang bernilai tinggi dan disukai oleh masyarakat ataupun wisatawan.
"Kain tradisional dengan pewarna alami, kimia, atau sintesis jelas berbeda perawatannya. Anda jangan menyamakan cara mencucinya agar tetap awet koleksi kain tradisional Anda," ujar Flo, pemilik Flo Natural Dyes.
Untuk kain yang bahannya alami, yang berasal dari dedaunan seperti, daun mangga, rambutan dan tom, ada trik cara merawatnya lho dari pemilik usaha kain tradisional yang menggunakan pewarna alami sekaligus seorang pengrajin Flo Natural Dyes.
"Untuk pewarna alami itu emang beda. Perawatannya dianjurkan perawatannya alami. Bisa dengan kerak atau daun dilem kalau di Jogja," tutur R. Florentini saat ditemui Vemale di Pameran Craftina JCC Senayan Jakarta Selatan.
Namun, bagi Anda yang sulit menemukan daun dilem, ada cara lain untuk merawatnya. Berikut cara merawat kain dengan pewarna alami:
Pertama, memakai shampo. Untuk produk yang penuh batik, Flo menyarankan untuk dicuci dengan shampo atau deterjen lembut tanpa pemutih. Namun jangan terlalu lama direndam agar warna tetap terjaga. Cara kedua, adalah dengan menggunakan pewangi. Untuk yang polos tanpa batik, Flo menyarankan agar tidak terlalu sering dicuci.
"Orang kan jarang pakai sehari penuh. Kalau cuma setengah hari atau dipake sebentar diangin-angin saja," kata Flo.
Selain itu bila dipakai seharian, cukup dicelup ke dalam pewangi dan jangan direndam," tutup Flo.
Itu dia beberapa tips praktis untuk Anda yang suka dengan batik pewarna alami. Selamat mencoba ya.
Advertisement