Masalah sampah bukanlah permasalahan yang bisa dibiarkan begitu saja. Diperlukan tindakan nyata dan kerjasama oleh setiap lapisan masyarakat dan bank sampah bisa menjadi solusinya.
Timbunan sampah yang terus menumpuk akan berakibat buruk bagi kesehatan lingkungan serta menimbulkan berbagai penyakit dan sampah rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar. Sementara, Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang tersedia tidak akan bisa menampung sampah yang terus menerus dihasilkan masyarakat jika masyarakat tidak mulai bertindak untuk mengurangi sampah yang dihasilkan.
Untuk itulah penanganan masalah sampah harus dimulai dari sumbernya. Bank sampah adalah suatu sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan serta aktif di dalamnya. Sistem ini akan menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah.
Advertisement
Sistem Bank Sampah Unilever yang berfokus pada tiga hal; Berorientasi Pada Manusia, Sistem yang Terstandardisasi dan Pengembangan Berkelanjutan bisa menjadi solusinya. Untuk membentuk bank sampah, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
1. Pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya yang dilakukan sejak dari sumbernya (rumah tangga).
2. Tiap rumah memiliki sarana untuk mengumpulkan sampah kering yang sudah dipilah, misalnya glansing atau plastik.
3. Menyediakan pengurus bank sampah.
4. Membuat kesepakatan jadwal penjualan.
5. Membuat sistem administrasi.
6. Memiliki pengepul dengan jadwal pengambilan rutin.
Di beberapa daerah di Indonesia, sistem bank sampah sudah bisa berjalan dan membawa kebaikan bagi kampung tersebut. Saat ini juga ada beberapa warga yang mulai mengembangkan sistem Bank Sampah, salah satunya adalah warga RW 03 Wirobrajan, Yogyakarta.
Ide ini bermula dari lima orang peserta keluarga Sunlight Living Challenge dari daerah tersebut yakni Ibu Yuni, Ibu Tentrem, Ibu Nanik, Ibu Surachmanto, dan Ibu Arwan sepakat untuk membentuk Bank Sampah di RW mereka. Melalui kegiatan penimbangan sampah, kelima ibu-ibu tersebut memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar mengenai pemilahan sampah secara lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar petugas penimbang dapat dengan mudah menghitung nilai ekonomis sesuai dengan jenis sampah yang diberikan.
Sebelumnya, sampah dikelola dengan cara dibakar, namun hal ini tentu saja hanya merusak kondisi lingkungan. Bank Sampah merupakan solusi yang tepat untuk pengelolaan sampah di lingkungan RW 03 Wirobrajan. Dengan diadakannya sosialisasi mengenai bank sampah yang disertai dengan edukasi mengenai pemilahan sampah, diharapkan masyarakat bisa ikut bergabung menjadi nasabah serta ikut membantu menjaga lingkungan.
(vem/tey)