Chaupadi, adalah sebuah tradisi kuno masyarakat Nepal yang masih dipraktekkan hingga sekarang.
Tradisi ini mewajibkan mereka yang sedang haid dikucilkan di suatu tempat, tidur di dalam tenda atau di tanah lapang. Mereka juga dilarang melakukan kontak dengan orang lain, dan baru boleh kembali ke rumah saat masa haidnya sudah selesai.
Mirisnya, seperti tak ada hal yang positif yang bisa dipetik dari praktek ini. Bahkan, banyak wanita yang pada akhirnya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Advertisement
Ancaman udara yang sangat dingin, tidur yang tidak nyaman sebab ruangan yang tidak layak, serta hewan buas yang bisa menerkam kapan saja sebenarnya menjadi sesuatu yang harus dipertimbangkan kembali saat menjalankan tradisi Chaupadi ini. Pun demikian, tidak sedikit masyarakat yang masih memaksakan tradisi ini harus dijalankan.
Remaja wanita yang mengalami haid, harus meninggalkan kegiatannya sehari-hari akibat tak boleh melakukan kontak dengan dunia luar. Mereka harus bolos sekolah, tak bisa bertemu teman-teman, dan hanya duduk merenung sambil menunggu masa haidnya selesai. Keluarga yang sesekali datang membawa makanan untuknya juga dilarang bersentuhan. Saat memberi makan, makanan akan dituangkan ke dalam piring dengan tetap menjaga jarak.
Meninggal karena Chaupadi
Sebenarnya korban yang sakit atau meninggal tidak sedikit. Seperti dilansir The Guardian, adalah Sarmila Bhul, seorang gadis remaja 15 tahun yang meninggal saat menjalankan tradisi Chaupadi di desa Ridikot tempatnya dan orang tuanya tinggal.
Ayahnya begitu sedih dan kehilangan, karena Sarmila dikenal sebagai anak yang pintar, penurut serta sehat. Hingga saat ini, penyebab kematiannya tidak pernah diketahui. Desa tempat mereka tinggal tidak tersentuh oleh kemajuan medis dokter.
Karena kematian Sarmila, saudara-saudaranya enggan menjalankan Chaupadi. Ayah dan ibu mereka juga kemudian melindungi anak-anaknya, membiarkan mereka tetap tinggal di dalam rumah sekalipun sedang haid.