Thiamin atau vitamin B1 pada awalnya ditemukan oleh seorang dokter militer Belanda yang pada masa itu bertugas di Jawa. Beliau bernama Dokter Eijkman.
Pada awal penemuannya, Dr. Eijkman mengatakan bahwa penyakit kaki gajah (biasa kita sebut beri-beri) bisa disembuhkan dengan pemberian bekatul beras secara berkala.
Dr. Eijkman menemukan substansi penting dalam bekatul beras yang bisa juga ditemukan dalam sayuran, kacang-kacangan, susu dan kuning telur. Zat penting ini kemudian diberi nama thiamin (vitamin B1).
Advertisement
Thiamin mudah hilang dari beras selama proses penggilingan. Menjadi vitamin yang larut dalam air, menyebabkan vitamin ini mudah hilang selama beras dicuci dan dimasak. Sebagian besar thiamin dalam buah-buahan dan sayuran biasanya hilang selama penyimpanan berkepanjangan. Thiamin juga hancur dalam roti yang dipanggang dan sereal yang dimasak dengan baking soda.
Makanan yang memiliki kadar thiamin tinggi antara lain, sereal, pasta, sayuran berdaun hijau (seperti bayam, selada, kubis), kedelai, biji-bijian, ikan, telur, susu, gandum, dan kacang-kacangan.
Thiamin memiliki banyak manfaat kesehatan bagi tubuh Anda. Di antaranya :
Meningkatkan Energi Tubuh
Thiamin membantu meningkatkan sirkulasi darah. Peningkatan sirkulasi darah dapat membantu distribusi oksigen menuju seluruh jaringan tubuh. Semakin tinggi kadar oksigen yang masuk menuju jaringan, semakin tinggi tingkat energi tubuh. Terutama saat melakukan latihan intens.
Mencegah Anemia
Anemia menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen) pada penderitanya. Hal ini juga memicu penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Vitamin B1 berperan dalam membantu produksi sel darah merah dan meningkatkan aliran oksigen ke seluruh tubuh dan mencegah anemia.
Membantu Metabolisme Glukosa
Vitamin B kompleks diperlukan untuk mengubah karbohidrat menjadi glukosa yang pada gilirannya menghasilkan energi bagi tubuh agar berfungsi optimal.
Metabolisme karbohidrat memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan sistem tubuh, terutama pada organ hati (liver). Menjaga kadar glukosa darah merupakan satu dari sekian banyak peran liver bagi tubuh. Kemampuan liver untuk mensitesa glukosa tidak terlepas dari peran vitamin B1.
Menjaga Fungsi Otak
Penelitian telah menunjukkan bahwa thiamin dapat menjaga kadar darah homocysteine pada tingkat yang sehat. Homosistein adalah senyawa asam amino penting yang dibutuhkan oleh otak manusia. Jika asam amino tidak dikelola dengan baik maka akan berpengaruh pada penurunan fungsi otak.
Seluruh fungsi sistem saraf, termasuk otak, diatur oleh vitamin B1, B6 dan B12. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap stres, kecemasan, dan depresi. Daging sapi, hati, kerang dan ikan mengandung sejumlah besar vitamin B kompleks.
Menjaga Sistem Pencernaan
Karena larut dalam air, vitamin B kompleks mampu memperbaiki pencernaan dan produksi asam klorida (HCL) yang berfungsi memecah lemak, protein, dan karbohidrat.
Vitamin B1, B2, B3 dan B6 sangat penting dalam menjaga pencernaan sehingga kekurangan vitamin ini akan memicu masalah pencernaan parah.
Mencegah Neuropati
Neuropati sebagai penyakit yang banyak menyerang orang berusia 40 tahun ke atas memang sulit dihindari seiring dengan penurunan kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi saraf. Namun masih ada cara agar neuropati tidak menghampiri tubuh kita. Salah satunya adalah meningkatkan konsumsi vitamin B (termasuk B1) sejak dini untuk menjaga sistem saraf sehingga dapat bekerja dengan baik.
Jika Anda tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin B1, Anda bisa mendapatkannya dalam bentuk suplementasi yang banyak tersedia di pasaran. Namun, sebelum menggunakannya pastikan bahwa suplemen Anda benar-benar aman untuk dikonsumsi. (dan)
BACA JUGA : Asupan Multivitamin & Multimineral Terbukti Efektif Cegah Kanker Kolon
[initial]
(vem/df/dyn)