Orangtua mana yang tidak sedih melihat gigi anak berumur 2 tahun sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Pada umumnya, buruknya kebersihan mulut balita merupakan hasil dari ketidakpahaman orangtua tentang bagaimana menjaga kebersihan gigi dan mulut anak.
The American Academic of Pediatric Dentistry mengatakan bahwa terdapat 5 kesalahan yang sering dilakukan dan harus dihindari oleh orang tua yang berdampak terhadap kesehatan gigi dan mulut anak, yaitu sebagai berikut:
Membiarkan bayi/balita tertidur dengan botol yang berisi minuman manis
Advertisement
Beberapa orangtua sering memberikan anak minuman manis pada botol agar mereka dapat tertidur, seperti misalnya susu, atau teh manis. Kita harus mengetahui bahwa justru minuman manis ini akan membuat plak berkembang kemudian “menggerogoti” gigi anak. Usahakan yang terakhir dilakukan sebelum anak tertidur adalah menyikat gigi anak bukan memberi susu botol kepadanya, kalau pun harus dilakukan maka setelah memberikan susu botol, bilas mulutnya dengan air putih untuk setidaknya menghilangkan sisa susu yang menempel pada gigi anak.
Masih menyusui meskipun gigi susu anak sudah tumbuh
Pinkham dalam buku Pediatric Dentistry mengatakan bahwa bayi yang masih menyusui akan terpajan ASI kurang lebih 10 – 40 kali dalam 24 jam. Sehingga produksi asam oleh bakteri yang memfermentasi gula pada gigi dan mulut bayi lebih besar dan membuat risiko gigi berlubang pun semakin besar. Yang dapat dilakukan orangtua adalah membersihkan gigi anak setelah menyusuinya, rajin menyikat gigi anak dengan sikat gigi dan pasta gigi khusus anak, serta memantau diet anak. Dengan mengatur frekuensi diet anak, kita dapat mengurangi peluang bakteri untuk merusak gigi buah hati.
Tidak membiasakan anak minum susu/jus/minuman manis lainnya dengan gelas
Orang tua harus membiasakan anak untuk minum susu/jus/minuman manis lainnya dengan gelas sejak usia 12-14 bulan. Ketika anak minum minuman manis tersebut dengan gelas, mereka dapat minum dengan jumlah yang sama dan dengan durasi yang lebih cepat sehingga mengurangi durasi gigi anak terpajan oleh minuman manis tersebut. Mungkin hal ini sulit dilakukan namun terapkan kebiasaan ini secara bertahap.
Memberikan snack/cemilan manis pada anak
Sebuah studi mengatakan bahwa bukan hanya soal jumlah gula yang anak konsumsi, melainkan frekuensi anak mengonsumsi gula juga menjadi faktor meningkatnya risiko gigi berlubang pada anak kita. Bila kita dapat mengurangi frekuensi anak makan cemilan, maka kita telah mengurangi risiko gigi anak semakin rapuh karena terpajan asam hasil fermentasi bakteri.
Tidak membiasakan diri menyikat/membersihkan gigi anak
Sebagai orang tua yang peduli terhadap kesehatan anak, kita harus membiasakan diri menyikat gigi anak dengan sikat gigi dan pasta gigi khusus anak, 2 kali sehari sejak giginya mulai tumbuh. Apabila gigi anak belum tumbuh kita dapat memulainya dengan membersihkan gusi serta rongga mulut anak dengan kain kassa yang dibasahi air hangat.
Diharapkan dengan informasi di atas, para orangtua dapat senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan gigi serta mulut anak. Jangan lupa mengajak anak sejak dini untuk diperkenalkan dengan suasana di klinik dokter gigi anak agar kesehatan gigi dan mulutnya terkontrol oleh dokter gigi.
Ketahui lebih banyak trik menjaga kesehatan gigi serta mulut anak dengan bertanya di TanyaPepsodent.com mulai hari ini.
- Perbedaan Antara Gigi Susu dan Gigi Tetap
- Sudahkah Kamu Rutin Menyikat Gigi dengan Benar?
- Senyum Sehat Tanpa Plak Gigi Terlihat
- Manisnya Valentine Tanpa Bayang Derita Sakit Gigi
- Sakitnya Hati Tidak Sesakit Tumbuhnya Gigi Bungsu