Kelihatannya seperti bersih, tetapi siapa sangka ternyata di dalam makanan tersebut terkandung 'kotoran' di dalamnya?
Iuh... rasanya tak percaya, tetapi memang benar bahwa tidak ada jaminan 100% bahwa makanan yang Anda konsumsi tidak pernah terkontaminasi 'kotoran', entah dari manapun asalnya.
Bagaimana dengan makanan organik?
Advertisement
Hmm... well, Anda boleh tersenyum dan memuji-muji bagaimana sehatnya makanan organik. Tetapi, menurut Anda, dari mana pupuk yang dipakai oleh makanan organik berasal?
Hmm... agar lebih jelasnya akan kami tunjukkan beberapa makanan yang mungkin mengandung 'kotoran' dan Anda konsumsi sehari-hari berikut ini:
(vem/bee)Advertisement
Sayuran hijau
Sayuran hijau dengan embel-embel organik atau bukan, mungkin pernah terkontaminasi feses atau 'kotoran'. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yuma Agricultural Center, seperti dilansir oleh listverse, sayuran hijau kerap kali terindikasi mengandung bakteri E.coli. Dan setelah ditelusuri, kontaminasi tersebut berasal dari feses anjing, kelinci, atau burung yang pernah berhubungan dengan tanaman tersebut.
Irigasi dan air yang digunakan juga bisa saja mengontaminasi sayuran dengan kotoran yang ikut terbawa di dalamnya. Misalnya saja apabila airnya diambil dari air sungai. Kemungkinan tersebut sangat besar terjadi, dan tidak dapat dipungkiri juga mungkin terjadi di sekitar Anda.
Tanaman organik
Banyak orang membayar mahal untuk tanaman organik, entah buah-buahan atau sayuran. Dan menu-menu olahan makanan organik ini menjadi salah satu pilihan hidup sehat yang modern. Tetapi, tahukah Anda bahwa penggunaan pestisida digantikan dengan penggunaan pupuk hewan?
Pupuk hewan tersebut terbuat dari kotoran hewan yang bisa saja terkontaminasi bakteri E. coli.
Pupuk tersebut memang telah membuat tanaman organik tumbuh subur. Tetapi, kontaminasi bakteri E. coli tetap menjadi masalah yang perlu ditangani dan dicermati bukan?
Advertisement
Gandum-ganduman
Aneka gandum, padi, dan lain sebagainya yang tumbuh di areal persawahan juga bisa saja terkontaminasi kotoran. Yang pertama adalah melalui kotoran hewan yang tinggal di siklus lingkungan hidup tersebut. Entah ikan, nyamuk, serangga lain, burung, dan lain sebagainya.
Kontaminasi lain adalah lewat irigasi, yang umumnya airnya diambil dari sungai, di mana masyarakat menggunakannya untuk berbagai keperluan.
Selai Kacang
Anda mungkin tak pernah mengetahui, apakah ada kontaminasi 'kotoran' pada selai kacang yang Anda konsumsi. Namun, makanan bernutrisi ini ditemukan pernah mengandung 5% kontaminasi dari 'kotoran' hewan pengerat. Entah itu berupa feses, urine, atau bulu, yang kemudian tercampur dengan rapi saat produksi. Anda tak akan pernah menyadari apabila sudah bercampur jadi satu di dalam botol selai kan?
Hal tersebut ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh FDA beberapa saat lalu. Dan tetap dijadikan bahan penelitian lebih lanjut tentang kebersihan makanan.
Advertisement
Ikan
Ada jenis ikan yang budidayanya di kolam atau empang. Kabarnya, beberapa ikan, seperti lele memang diberi konsumsi feses dari hewan lain, misalnya unggas, untuk menekan cost pemeliharaan. Kabarnya lagi, trik ini justru dipuji karena membantu efisiensi cost.
Namun, kalau ditilik lagi, apa Anda tega mengonsumsi ikan yang diberi makan 'kotoran'? Ewwww...