Penampilan adalah hal utama, dalam bidang pekerjaan apapun, bahkan di dunia medis. Sebuah temuan baru menunjukkan bahwa orang-orang lebih percaya pada saran dan masukan dari dokter bertubuh ideal ketimbang dokter bertubuh gemuk. Maraknya kampanye berat badan ideal yang dinilai sebagai unsur sehat membuat dokter yang kelebihan berat badan.
Dilansir Newsmaxhealth, sebuah hasil survei online menunjukkan bahwa berat badan dokter menjadi petunjuk apakah sang dokter juga menjalani pola hidup sehat atau tidak. Makin banyak orang percaya bahwa gemuk adalah tanda tidak sehat, sehingga ada perbandingan terbalik, semakin gemuk sang dokter, semakin tidak percaya sang pasien pada saran-saran medis yang diberikan.
Inilah skala 1-5 penilaian pasien, 5 untuk tingkat tertinggi:
Advertisement
- Skala 4 diberikan pada dokter dengan berat badan ideal
- Skala 3,4 diberikan pada dokter yang kelebihan berat badan
- Skala 3,3 diberikan pada dokter yang obesitas
Sedangkan kemungkinan pasien untuk menuruti nasihat dokter juga dinilai dalam skala yang sama:
- Skala 3,9 diberikan pada dokter dengan berat badan ideal
- Skala 3,5 diberikan pada dokter yang kelebihan berat badan
- Skala 3,5 diberikan pada dokter yang obesitas
Seringkali pasien dan dokter terjebak dalam perbincangan canggung. "Mencoba untuk mencegah atau menangani obesitas dimulai dengan percakapan tentang berat badan," ujar Rebecca Puhl, kepala penelitian dari Universitas Yale. Jika sang dokter memiliki kelebihan berat badan, maka hal itu akan mengganggu dan membuat percakapan jadi tidak produktif, pasien juga cenderung tidak percaya dengan saran sang dokter.
Menurut kepala penelitian, hal ini tidak terlalu mengejutkan, karena obrolan penanganan kesehatan pasien dan dokter harus dibangun dengan kepercayaan dan kenyamanan, termasuk kredibilitas dokter dan bentuk tubuh sebagai pencitraan sehat bagi pasien mereka.
(vem/yel)