Oleh Risma M. Tambunan
Lewat penelitian, terapi ini dinyatakan mampu menyembuhkan diabetes mellitus.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis atau gula darah, merupakan penyakit kronis, sistemis dan degeneratif. Kronis: mampu berkembang dan dapat berimplikasi. Sistemis: memiliki luas penyebaran/ menyerang hampir seluruh organ tubuh manusia. Degeneratif: para ahli menyimpulkan DM ada hubungannya dengan faktor keturunan. Seseorang yang kedua orangtuanya menderita DM hampir dipastikan akan menderita penyakit ini.
Advertisement
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Depkes RI tahun 2007, DM merupakan penyebab kematian nomor enam di Indonesia dengan proporsi kematian 5,8 persen setelah stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, dan perinatal. Jumlah diabetes mellitus di Indonesia 5,4 juta penderita, dan diperkirakan terus meningkat sampai 21,3 juta di tahun 2030.
Dikatakan sebagai lifelong disease atau penyakit seumur hidup karena DM memang tidak dapat disembuhkan. Namun, gejala dan komplikasi yang ditimbulkannya dapat diminimalkan jika penderita rajin dan disiplin mengatur pola diet, olahraga, dan rutin memeriksakan kadar gula darah, serta disiplin makan obat sesuai anjuran dokter.
Menurut dr. Suyanto Sidik, SpPD, KGEH, spesialis penyakit dalam di Rumah
Sakit Premier Bintaro, DM ditandai dengan tingginya kadar gula darah sebab tidak dapat digunakan oleh tubuh. Pada orang normal, karbohidrat yang dimakan akan diubah menjadi glukosa di dalam saluran pencernaan. Glukosa di bawa oleh darah ke seluruh tubuh dan masuk ke sel untuk dimanfaatkan antara lain sebagai energi. Masuknya glukosa ke dalam sel dibantu oleh insulin, sejenis hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas.
Pada penderita DM, gula susah masuk ke dalam sel karena sedikitnya hormon insulin yang diproduksi, atau karena sel tidak dapat memberikan respon yang baik terhadap insulin meski jumlah insulinnya cukup. Akibatnya, gula menumpuk di dalam darah, tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh, dan akhirnya dibuang melalui air seni. Gangguan metabolisme karbohidrat ini menyebabkan tubuh kekurangan energi.
Terapi Awet Muda
Pengobatan yang umumnya dijalani pasien diabetes mellitus adalah terapi insulin yang berkesinambungan, konsumsi obat. Penderita juga wajib melakukan berolahraga dan mengontrol pola serta menu makanan. Kini, terapi hiperbarik oksigen (HBO) direkomendasikan oleh penderita DM.
Terapi hiperbarik oksigen berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, dan merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran darah/ pada sirkulasi yang berkurang. Karena fungsinya, terapi ini juga dapat dilakukan pada penyakit kronis lainnya, seperti stroke, pembuluh darah perifer, cerebral palsy, trauma otak, slerosis multiple, dan penyembuhan luka bakar. Makin meluas pula pemakaiannya sebagai terapi kebugaran tubuh dan terapi awet muda.
“HBO bersifat memperbaiki jumlah oksigen di dalam tubuh. Diabetes akan membuat kondisi pembuluh darah penderitanya buruk sehingga aliran darah tak lancar. Contohnya, ada pasien diabetes dengan luka terbuka yang tak sembuh atau tak kunjung kering. Hal itu terjadi karena pembuluh darah tak mendapat pasokan oksigen sehingga tak berfungsi normal dalam memperbaiki kerusakan sel,” ujar dokter Suyanto.
Salah satu rumah sakit yang mempunyai fasilitas terapi HBO adalah RS TNI AL Mintohardjo, Jakarta. Menurut salah satu penderita diabetes yang sedang menjalani terapi HBO di sana, ruangan mirip kapsul selam dengan udara bertekanan tinggi itu berdaya tampung 12 orang termasuk seorang perawat. Pasien diberi oksigen lewat selang hidung, lalu tekanan udara diatur oleh operator di luar kapsul. “Saya hanya wajib meneruskan terapi saja. Tidak perlu suntik insulin lagi,” aku si pasien, tanpa mau merinci lamanya masa terapi yang sudah dijalani, dan besarnya biaya yang dikeluarkan.
Dosis Obat Berkurang
Tahun 2008, atas biaya dari Depkes RI, beberapa peneliti melakukan terapi HBO terhadap 13 pasien DM Tipe 2 tanpa luka terbuka. Para pasien diterapi menggunakan oksigen 100 persen dalam tekanan 2,4 atmosfir (setara kedalaman 14 meter di bawah permukaan laut), selama lima hari berturut-turut dengan waktu dua jam. Selama terapi, pasien tetap mengonsumsi obat. Usai menjalani terapi HBO, terjadi penurunan gula darah. Jika biasanya tidak pernah kurang dari 200 miligram per desiliter (mg/dl), saat itu bisa turun hingga mencapai 60 mg/dl, dan dosis obat pun dikurangi. Penelitian menghasilkan klaim bahwa terapi hiperbarik oksigen mampu mempercepat kesembuhan dan mengurangi dosis obat yang diminum penderita DM Tipe 2.
Penelitian berikutnya dilakukan pada pasien DM Tipe 1. Hasilnya, pasien bisa lepas dari ketergantungan pada insulin dari luar setelah beberapa kali menjalani terapi HBO. Dikatakan, HBO mengembalikan fungsi pankreas sebab sifat antioksidan pada oksigen. Pasien itu hanya wajib melakukan terapi HBO sebanyak 3-5 kali per bulan, untuk menjamin pasokan oksigen ke pankreas.
Dokter Suyanto menyebutkan, “Sebelum terapi, pasien harus menjalani scan kepala untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan pada tengkorak. Jika ada, bisa membahayakan, misalnya bisa terjadi stroke.” Syarat lainnya sama seperti persyaratan umum menyelam, yaitu tidak boleh ada sinusitis (radang di bagian hidung), dan tekanan darah normal. Karena itu, terapi ini juga disebut selam kering.
Source: Good Housekeeping, edisi November 2011, halaman 34-www.goodhousekeeping.co.id
(vem/tik)