Sukses

Beauty

Retinol Tak Cocok untuk Kulit Sensitif, Kata Ahli Kecantikan Terkenal Korea Ini

Jakarta Berbicara tentang produk anti-aging, kata retinol atau retinoid tentu tidak asing. Bahan satu ini sering disebut sebagai salah satu “power” yang dimiliki oleh sebuah produk anti-aging, untuk memberikan hasil maksimal pada perawatan kulit wajah atau bagian tubuh lainnya. Bahkan beberapa industri kosmetik pun menyebutnya sebagai beauty hero baru, yang sampai detik ini masih menjadi primadona.

Well, cukup mengejutkan ketika mendengar seorang beauty guru asal Korea Alicia Yoon (founder e-commerce Peach & Lily) yang dikenal memiliki dedikasi tinggi terhadap isu skincare, mengatakan jika dirinya menghindari pemakaian retinol di dalam ritual cantik hariannya. Sebagai seorang perempuan Korea, Yoon mengaku juga memiliki skin goals yang sama dengan kebanyakan perempuan lainnya. Kulit tipis (bening, halus, bersih) bak porselen pun turut menjadi impiannya.

Lebih lanjut Yoon menjelaskan, mengapa dirinya tidak tergiur untuk menambahkan kandungan retinol di dalam ritual skincare-nya. “Benar memang kandungan retinol dapat memberi hasil yang hampir sempurna pada kulit wajah. Kulit halus, bersih, kencang, dan bening. Retinol bekerja memancing kolagen di dalam kulit sehingga membuat kulit terlihat lebih muda. Tapi, menurutku tidak semua jenis kulit sesuai dengan bahan skincare itu,” jelasnya.

Maka dari itu, retinol yang terkenal dengan fase “purging” dan efek instannya dihindari oleh Yoon. Ia percaya bahwa kulitnya yang sensitif bukan kandidat tepat untuk retinol. Mempercepat cell-turnover, retinol memang sering kali membawa initial effect berupa pengelupasan kulit, penipisan, bahkan jerawat. Efek-efek ini membuat kulit lebih sensitif, terutama terhadap matahari. Lebih lagi, setelah fase purging selesai, retinol memberikan efek kulit yang lebih tebal, bertolak belakang dengan tujuan Yoon yang ingin memiliki kulit tips bak porselen seperti perempuan Korea kebanyakan.

Untuk mempertegas alasan lainnya tentang “ketidak-tertarikannya” pada retinol adalah, ia mengakui bahwa ia lebih memilih mengikuti filosofi kecantikan ala Korea yang mengedepankan konsistensi, bukan hasil instan. Ia percaya bahwa langkah-langkah preventif justru lebih penting. Memakai sunscreen dengan telaten, memberi hidrasi secara rutin, dan menggunakan skincare yang dapat memberi asupan antioksidan yang cukup ke dalam rutinitas kecantikan merupakan kunci untuk mendapatkan skin goals seperti kulit perempuan Korea. Selain itu, pendekatan yang holistic dan nutrisi juga merupakan bagian penting dari kulit yang sehat.

Namun, ia juga tidak membantah bahwa retinol memiliki khasiatnya sendiri yang sudah terbukti. Ia juga tidak menutup kemungkinan bahwa di kemudian hari ia ingin menjadikan retinol atau derivatif vitamin A lainnya bagian dari ritual perawatan kulitnya secara bertahap. But for now, she’s still holding on to that bouncy skin of her youth, sans retinol.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading