Jakarta (Tess Christian)
Baru-baru ini kami menemukan sebuah artikel yang di-posting oleh sebuah media internasional, Dailymail – menyebutkan bahwa seorang perempuan dapat terhindar dari kerutan yang sering muncul di permukaan kulit sekitar mulut dengan cara membiasakan diri untuk tidak tersenyum mulai dari usia remaja.
Keterangan diatas mungkin terdengar ‘awkward’ ya, Fimelova. Namun, kebiasaan tersebut berlaku bagi seorang perempuan bernama Tess Christian. Kepada media Tess menjelaskan, jika sebuah senyuman berarti satu langkah untuk membuat wajahnya jadi berkerut. Untuk menghindari hal tersebut, Tess berusaha untuk ‘tidak tersenyum’ selama 40 tahun hidupnya. Wow!
“Aku tidak pernah melakukan botox. Faktanya aku tidak pernah pernah tersenyum atau tertawa sejak aku remaja. Aku harus berterimakasih pada diriku, aku tidak memiliki satu kerutan pun di wajah ku..” tuturnya.
Fimelova, berbicara tentang keinginan terlihat awet muda sampai usia lanjut, siapa yang tidak ingin, bukan? Namun kebiasaan yang dilakukan oleh Tess pada dirinya, apakah tidak akan berpengaruh terhadap hal lainnya, seperti dampak bagi kesehatan atau lingkungan sosial?. Yuk, kita cermati.
Dari segi ilmu psikologi, senyuman memiliki hubungan dengan ‘kebahagian’ seseorang. Semakin sering kita tersenyum, aura positif dari senyuman tersebut akan berpengaruh pada kecantikan wajah lho, Fimelova. Mengapa?
Secara estetika, orang yang tersenyum akan membuat wajah seseorang terlihat lebih menarik dan mampu memancarkan aura positif pada lawan bicara. Berbicara dengan diselingi oleh ‘senyuman kecil’ dipercaya dapat membuat suasana obrolan kamu akan menjadi lebih hangat dan lebih akrab, Fimelova.
Menurut Psychological Science by Kansas researchers, Tara Kraft dan Sarah Pressman, walaupun seseorang melakukan senyuman terpaksa (fake smile) terhadap lawan bicaranya atau saat bertemu dengan seseorang, tindakan tersebut tanpa disadari dapat mempengaruhi suasana emosi seseorang lho, Fimelova. Mengapa? karena dengan tersenyum walaupun hanya ‘1 detik’ saja, dapat membuat tekanan darah kita menurun. Beberapa terapi kesehatan yang dilakukan di Amerika juga menerapkan kebiasaan ‘tersenyum’ ini, Fimelova. Para ahli medis disana percaya jika ‘tersenyum’ dapat membantu pengobatan terapi bagi pasien yang mengidap penyakit jantung.
Say no to smiling? Hmm, sepertinya bukan satu langkah yang menarik untuk diikuti ya, Fimelova. Dari segi kesehatan senyuman adalah cara yang mampu memberikan kesehatan. Untuk tetap menjaga elastisitas wajah agar terhindar dari kerutan, mungkin kamu dapat melakukan perawatan kecantikan seperti Fillers yang saat ini sedang ramai diperbincangkan di dunia kesehatan dan kecantikan.
Fillers adalah salah satu ritual kecantikan dengan menggunakan suntikan yang telah diisi gel dari bahan alami bernama asam hialuronat yang bekerja di bawah kulit untuk memperbaiki elastisitas kulit yang mengendur. Berbeda dengan botox yang cenderung hanya mengencangkan dan meratakan kulit wajah saja. Fillers dapat menghaluskan kulit keriput, memperbaiki kontur wajah, membuat bibir tampak lebih penuh dan mengembalikan keremajaan kulit wajah kamu. Bagi kamu tertarik melakukan perawatan kecantikan ini, kami merekomendasikan salah satu klinik kecantikan Dr. Olivia Ong, dipl. AAAM – Aesthetician and Anti-aging Specialist yang bertempat di JL. Gunawarman No. 30, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
A smile is the prettiest thing you can wear. So, don’t forget to smile, Fimelova.
Advertisement