Jakarta Beberapa waktu lalu FIMELA.com mendapat undangan dari Black House Beauty untuk mencoba salah satu treatment yang ditawarkan, yaitu creambath. Tidak sulit menemukan salon yang berada di Jl. Cililin Raya no.3, Tirtayasa ini kalau kamu sudah pernah mendatangi Black House resto. Yap, salon ini berada di lantai dua Black House.
“Playful and colorful” merupakan dua hal yang terlintas di pikiran saya saat sampai di tempat tersebut. Berbagai furniture yang digunakan oleh Black House Beauty berbeda dari salon kebanyakan. Kalau kamu tahu mainan Polly Pocket zaman tahun 90-an, it kinda looks like that.
Advertisement
Saat salah satu staf tahu saya akan di-creambath (atau istilah mereka biasa disebut dengan nama “Sunday Morning”), ia lalu membawa saya ke sebuah rak yang berisi beragam pilihan cream untuk creambath, seperti yang terbuat dari strawberry, kelapa, cokelat, dan tentu saja kemiri serta lidah buaya dan alpukat, yang semuanya merupakan produk home made. Saat itu saya memilih Icy Coco yang berbahan dasar kelapa dan bisa terasa dingin di kepala. I’d go for it, then! Lucunya, presentasi dari cream untuk creambath tersebut cukup unik, Fimelova. Diletakkan di sebuah cangkir, cream tersebut pun lalu dihias dengan berbagai pernak-pernik menggemaskan.
Sebelum melakukan perawatan, Si Staf membawa saya ke sebuah corner untuk memberikan sebuah kemben (dengan beberapa pilihan warna), sandal, dan sebuah koper mini (yang juga dengan beberapa pilihan warna) untuk dipakai menyimpan baju dan sepatu yang saya pakai. Dan FYI, para pelanggan di sini akan dipanggil dengan sebutan “Madame” (and for the kids, they will be called as “Missy”).
Selesai mengganti baju, saya pun menjalani tahap pertama, yaitu mencuci rambut. FYI, Sang Capster sempat memberi tahu saya kalau shampoo yang mereka pakai pun juga merupakan home made. Saat itu, ia menyarankan saya untuk dikeramas sebanyak dua kali karena rambut saya yang sedang berminyak. Ketika saya tanya kenapa harus dua kali, dia menjelaskan kalau rambut yang akan di-creambath sedang dalam keadaan berminyak, cream yang dipakai nanti tidak akan meresap ke rambut.
Lucunya, saat Sang Capster mengoleskan cream di rambut saya, ia menggunakan spatula kecil untuk membelah rambut saya. Hal ini dimaksudkan agar cream tersebut lebih meresap ke rambut. Selesai mengoleskan semua cream, rambut saya pun kemudian di’bungkus’ dengan handuk hangat selama 15 menit agar semua cream yang ada di rambut saya jadi lebih menyerap. Selama 15 menit itu pun, bagian tangan, pundak, dan punggung saya dipijat menggunakan minyak yang mereka sebut dengan silicon oil (yang lagi-lagi merupakan produk home made mereka).
Selanjutnya, saya pun kembali menjalani proses pembilasan hanya dengan air, tanpa menggunakan shampoo. Sang Capster bilang supaya cream yang tadi dioleskan dan sudah meresap nggak hilang. Kalau rambut saya kembali dikeramas dengan shampoo, krim tadi akan hilang dan proses creambath jadi sia-sia.
Next, pengeringan rambut dengan hair dryer! To be honest, saya adalah tipe cewek yang sebenarnya kurang suka di-blow di salon karena biasanya setelah itu rambut saya jadi terlihat seperti helm. Tapi jujur, hasil blow di tempat ini sangat membuat saya terkesan karena hasilnya terlihat lebih alami. Dan percaya atau tidak, beberapa hari setelah saya menjalani treatment ini, bahkan setelah saya keramas menggunakan shampoo sekalipun, aroma dari cream creambath itu masih bisa tercium! Well, at least ini benar-benar terjadi dengan saya. I don’t know if it’s really happening as well to you later then. But the point is, it’s worth to try, Fimelova. Kalau kamu perlu perawatan lainnya, Black House Beauty juga punya pilihan hair spa and mask, nail art, waxing, hingga sulam alis. So, are you ready to have a new look in 2015, Fimelova?