Advertisement
Next
Pidato ini saya temukan kemarin malam saat sedang iseng membuka Facebook dan seorang teman share sebuah link yang berisi video dalam akun Facebook-nya: pidato Lupita Nyong’o soal kecantikan. Dengan judul “Oscar Winner Lupita Nyong'o's Speech On Beauty That Left An Entire Audience Speechless”, video yang di-upload dalam situs www.upworthy.com ini cukup membuat saya penasaran. Terlebih lagi teman saya tersebut menyisipkan sebuah kalimat dalam link yang di-share-nya ini: There is no shade to that beauty. Ah, this is interesting.
Next
Video ini berisi pidato Lupita saat memenangkan Best Breakthrough Performance pada penghargaan Black Women in Hollywood. Kali ini Lupita sudah menyiapkan kertas khusus soal kata-kata yang akan disampaikannya di atas panggung. Tak disangka, pidatonya kali ini lebih berisi soal kecantikan dan warna kulit.
Pidato tersebut dibuka dengan ceritanya soal seorang anak perempuan yang mengirimkan sebuah surat padanya. Surat ini berisi tentang seorang anak perempuan yang merasa “terselamatkan” oleh Lupita yang memiliki warna kulit gelap namun bisa bersinar dalam waktu yang singkat di Hollywood. Pasalnya, Sang Anak ini ternyata berencana membeli produk pencerah wajah, Whitenicious cream by Dencia. For your information, harga produk pencerah wajah ini berkisar Rp750.000,- hingga Rp1.700.000,-. Namun saat melihat Lupita muncul di televisi dengan segala kesuksesan yang mengekornya, Sang Anak pun mengurungkan niat untuk membeli produk tersebut.
Advertisement
Next
Dari sinilah, Lupita kemudian mulai jujur soal dilema kecantikan yang juga menimpanya. Terlahir dengan memiliki kulit gelap, ternyata sempat membuat Lupita Nyong’o tak merasa cantik. Siapa sangka sang aktris dalam film 12 Years A Slave ini semasa kecilnya juga pernah berdoa pada Tuhan agar saat ia bangun kulitnya bisa terlihat lebih cerah. Isi doanya seperti ini:
“I tried to negotiate with God: I told him I would stop stealing sugar cubes at night if He gave me what I wanted; I would listen to my mother's every word and never lose my school sweater again if He just made me a little lighter. But I guess God was unimpressed with my bargaining chips because He never listened.” So funny!
Next
Ketidaksukaannya pada warna kulit yang dimilikinya pun bertambah parah ketika remaja dan beranjak dewasa. Dan kemudian muncullah seorang perempuan yang menjadi semacam “pencerah” kehidupannya. It’s Alek Wek. Seorang perempuan kelahiran Sudan yang namanya sudah mulai mendunia sebagai supermodel papan atas. Saat itulah, Lupita mulai menyadari bahwa perempuan yang memiliki warna kulit yang sama dengan dirinya juga bisa mendapatkan pujian soal kecantikan yang dimilikinya. “Even Oprah called her (Alek Wek) beautiful and that made it a fact,” katanya sambil sedikit tertawa.
Advertisement
Next
Lupita pun akhirnya mulai berjuang mengatasi ketidaksukaannya pada warna kulit yang dimilikinya. Ada satu kalimat selalu diingat Lupita dari Ibunya: You can’t eat beauty. It doesn’t feed you. Dari sinilah pemeran Patsey ini mulai semakin dalam menyadari bahwa soal kecantikan bukanlah sesuatu yang bisa didapat atau dikonsumsi, it’s something that you just had to be. Apa yang menjadikanmu cantik adalah rasa cintamu kepada dirimu sendiri dan juga orang lain di sekitarmu. Noted that.
Next
Mencintai diri sendiri memang segalanya. Percuma makeup tebal dengan segala macam warna yang ada di wajah namun kita sendiri kurang mencintai apa yang kita miliki. Dan sebagai penutup, Lupita pun menyampaikan pesan yang cukup esensial: That you will feel the validation of your external beauty but also get to the deeper business of being beautiful inside. There is no shade to that beauty. How I love the last sentence.
Jadi mulai sekarang, tak masalah warna kulitmu apa, namun yang harus diperhatikan adalah bagaimana kamu mencintai dirimu apa adanya. Hal ini juga berlaku soal apa yang kamu berikan pada dirimu. Tak melulu soal teknik makeup untuk menutupi ini itu, tapi lebih ke soal bagaimana cara kamu merawatnya dan percaya diri atas apa yang kamu miliki saat ini. Everyone is beautiful in their own way.