Raih Kesempurnaan Karir, Keuangan, dan Penampilan!

Jakarta Alexander Sriewijono membuka workshop dengan memberikan pencerahan seputar karir. �Who are you?� adalah pertanyaan yang pertama kali menyapa para peserta, yang ternyata sempat membuat mereka kebingungan. �Pertanyaan ini sebenarnya sangat sederhana dan sempat saya lemparkan kepada salah satu peserta di kontes kecantikan. Tapi, entah kenapa banyak orang yang merasa kesulitan untuk menjawabnya,� jelas Alex. Ia kemudian melanjutkan diskusi dengan dengan pertanyaan �What do you want?� dan �What do you need?� Di sini ia menjelaskan bahwa seseorang harus bisa membedakan antara apa yang diinginkan dan yang dibutuhkan, serta menentukan prioritas.

Pertanyaan yang cukup menjebak pun sempat dilemparkan Alex. ï¿½Apabila kamu memiliki uang sebesar 2 juta rupiah, ke mana kamu akan pergi berlibur 6 bulan lagi?� Ternyata Bali dan Singapura adalah jawaban yang paling mendominasi. Para peserta dikejutkan dengan perempuan berkerudung yang menjawab Eropa, �Dua juta itu uang yang saya miliki sekarang. Saya masih punya waktu 6 bulan lagi untuk mengumpulkan uang supaya bisa ke Eropa,� jelasnya. And that was the point. �So, don�t focus on what you have now, but what do you want in the future,� ujar Alex. Pernyataan berupa �Jangan terikat dengan terkinian� mengakhiri sesi pertama workshop.

Senior Financial Planner, Lisa Soemarto melanjutkan workshop dengan memberikan gambaran seputar cara mengelola keuangan. �Biasanya ketika seseorang sudah memiliki karir, ia suka bingung mengenai apa yang harus dilakukan. Karena memang yang menjadi kelemahan orang selama ini adalah mereka mengumpulkan uang secara terus menerus dan bingung bagaimana cara mengelolanya,� ungkapnya.

Di dalam diskusinya, Lisa memberikan ilustrasi tentang lingkaran hidup. Selama diskusi, Lisa terus menegaskan bahwa ketika seseorang sudah mulai bekerja, sangat dianjurkan untuk segera dibuat perencanaan keuangannya. Semakin awal semakin baik sehingga ketika mereka berinvestasi sejak dini, jangka waktunya akan semakin panjang dan hasilnya pun semakin baik. �Dengan begitu ketika seseorang sudah memasuki usia 35 atau 40 tahun, diharapkan sudah kehidupannya stabil, mapan dan memiliki aset. Karena di usia 40 paling tidak seseorang sudah harus bisa �tenang�,� Lisa menjelaskan. 

Terakhir tapi nggak kalah penting, para peserta belajar bagaimana cara merepresentasikan diri mereka melalui penampilan. Becky Tumewu menyapa peserta yang mulai terlihat lelah dengan suara lantang, diikuti dengan pertanyaan �Coba gambarkan dirimu dalam beberapa kata,� kepada salah satu peserta. Self Image VS Social Image adalah topik pembuka diskusi. Menurut Becky, kita perlu mengenal siapa diri kita sebelum kita tampil di hadapan orang banyak. Karena terkadang cara kita memandang diri kita berlawanan dengan cara pandang orang lain. Dengan begitu, kita bisa tahu bagaiamana cara membawa diri kita ketika berinteraksi dengan orang lain.

Body language ternyata juga memegang peranan penting. �Pakaian yang pas harus didukung dengan body language yang sesuai. Seorang pemilik perusahaan yang sudah memakai baju rapi tapi terlalu menunduk ketika bersalaman dengan kliennya bisa memberikan kesan tidak percaya diri dan membuat klien tersebut ragu untuk bekerja sama dengan kita,� jelas Becky.Dalam kesempatan yang sama, ibu dua anak ini juga memeragakan cara beridiri  dengan memusatkan kepada 3 otot penting yaitu, dada, perut, dan bokong. �Dengan memerhatikan ketiga otot ini, kita pun bisa tampil lebih percaya diri. Dan kalau dibiasakan, akan  sangat bermanfaat sekali ketika kita sudah tua nanti,� ujar Becky dengan antusias.

Siapa sangka kalau acara workshop hari itu berjalan dengan sukses, interaktif dan penuh keceriaan. Para perempuan yang hadir tidak segan mengajukan pertanyaan dengan sangat antusias. Ketiga pembicara terlihat sangat menguasai apa yang mereka sampaikan sehingga mampu membuat tamu betah hingga akhir acara. Sekarang kita dengar yuk, apa kata mereka seputar workshop ini.

1. Santhy, Executive Assistant.

�Mas Alex mempresentasikan dengan bagus sekali dan sangat wise. Ia mengingatkan saya tentang value sebagai pekerja dan pribadi.� 

2. Refi Rahmanita, Pegawai Swasta.

�Mbak Becky membuka mata saya bahwa body language dan personality itu penting sekali untuk bersosialisasi.� 

3. Wisam Rohilina, Dosen.

�Mbak Lisa benar-benar menggugah aku untuk pintar mengelola keuangan dan mulai berinvestasi.�