Ladies, memang belum bayak yang mengetahui ejakulasi wanita, bahkan di era modern sampai sekarang ini. Ejakulasi wanita, atau biasa dikenal dengan squirting, adalah suatu momen ketika seorang wanita mengalami puncak rangsangan seksual dan akhirnya dapat memancarkan air yang keluar dari saluran urethra ketika mencapai orgasme. Namun, masyarakat Rwanda, Afrika, telah mengenal hal yang satu ini sebagai bagian dari kebudayaan mereka sejak beratus tahun silam, lho.
Melansir ulang askmen.com, tradisi ini berawal dari seabad yang lalu, yaitu dalam masa pemerintahan Dinasti Rwandan Ketiga. Cerita ini berawal ketika sang raja sedang berpergian untuk urusan militer, kemudian, sang ratu memerintah seorang penjaga bernama Kamageree untuk berhubungan intim dengannya.
Saking nervousnya, Kamageree gemetar tidak terkendali, dan Mr. P-nya hanya menggosok bagian labia dan klitoris sang ratu, alih-alih melakukan penetrasi. Teknik ini di kemudian hari di kenal dengan “kunyaza”. Kemudian, sang ratu mengalami ejakulasi dan menyemburkan cairan. Ejakulasi inilah yang disebut “kunyara”.
Advertisement
Jangan kaget ya Ladies, karena para wanita Rwanda bisa menyemurkan cairan lebih dari tiga liter dalam sekali ejakulasi, lho! Kemampuan ini diperoleh dari “gukuna”, yaitu suatu tradisi untuk menarik dan merenggangkan labia minora seorang gadis sejak umur 8 tahun. Gukuna ini bertujuan sebagai perlindungan tambahan bagi Miss V agar tetap bersih. Namun, hal ini juga bisa meningkatkan sensitivitas seksual seorang wanita dan membuatnya mampu menyemburkan air. Bagaimana Ladies, mau mencoba tradisi yang satu ini?
Oleh: Adienda Dewi S.
(vem/riz)