Vemale.com - Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan (Riskesdas Depkes) tahun 2007, kanker merupakan penyebab kematian ke-7 setelah penyakit stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal dan diabetes mellitus dengan prevelensi tumor mencapai 4,3 per 1000 orang penduduk. Bahkan 12% kematian di dunia disebabkan oleh kanker dan merupakan penyebab kematian kedua terbersar di negara-negara industri setelah penyakit kardiovaskular. Kematian akibat penyakit mengerikan ini dapat dihindari, walaupun tidak semua jenis kanker dapat dicegah, misalnya dengan identifikasi tumor dalam tahap dini.
Lebih efektif
Perkembangan teknologi terbaru saat ini di bidang proteomic chip/microarray mendorong terciptanya penanda tumor atau tumor marker. Penanda tumor merupakan molekul yang dibentuk tubuh secara alami dan dapat ditemukan pada serum, plasma, cairan tubuh lain, atau jaringan tubuh. Penanda didapatkan dengan memeriksa darah menggunakan antibodi manusia yang akan bereaksi dengan protein spesifik tersebut. Penanda tumor dapat digunakan untuk deteksi awal kanker.
Advertisement
“Penanda ideal untuk diagnosis harus memiliki dua karakteristik, yaitu penanda tersebut disekresikan dengan konsentrasi yang terukur dalam darah apabila sel yang memproduksinya telah mengalami transformasi atau perubahan bentuk, dan dapat menunjukkan tempat asalnya tumor yang berkembang,” kata dr. Bing Widjaja, SpKK (K), Penanggung Jawab Laboratorium RS Pondok Indah, Jakarta.
Tumor marker bahkan sudah semakin berkembang. Jika umumnya deteksi dini kanker dilakukan lewat pemeriksaan penanda tumor tunggal, konsep yang terakhir dikembangkan adalah dengan menawarkan lebih dari 10 penanda tumor dalam sekali pemeriksaan. “Artinya biaya yang dikeluarkan lebih murah lagi karena dalam satu kali pemeriksaan diperoleh lebih dari 10 penanda tumor. Ketakutan pasien juga semakin berkurang karena sampel darah yang diperlukan hanya 2cc.”
Teknologi Nuklir PET/CT
Dalam seminar “Deteksi Dini dan Teknologi Baru Terapi Kanker” akhir Juni lalu, di MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta. dr. Eko Purnomo, SpKN, mengatakan bahwa diagnosis untuk menentukan penyebaran kanker bisa dilakukan secara akurat dengan teknologi kedokteran nuklir Positron Emission Tomography (PET) Computed Tomography (CT). PET/CT adalah pencitraan tiga dimensi berwarna untuk mendeteksi perubahan atau aktivitas sel dalam tubuh menggunakan zat radiofarmaka. “Secara komprehensif, PET/CT memberikan informasi dan diagnosa tepat terhadap kanker tertentu, deteksi dini akan terulangnya kanker, dan monitoring terapi. Teknologi ini akan memberi gambaran lebih jelas mengenai lokasi lesi atau deteksi kankernya sebelum dilakukan terapi,” jelas Spesialis Nuclear Medicine dari MRCC Siloam Semanggi itu.
PET/CT memiliki kecepatan dan keakuratan diagnosis serta kemampuan untuk memeriksa seluruh bagian tubuh. Prosedur pemeriksaannya mudah. Satu jam sebelum pasian diperiksa dengan alat PET/CT, akan disuntik dengan isotop di bagian lengan. Di dalam citra PET/CT nanti, sel-sel kanker ditampilkan seperti bintik terang karena memiliki metabolisme yang lebih tinggi dibanding jaringan sel normal.
“Isotop yang disuntikkan ke tubuh pasien akan diterima oleh sel-sel kanker dan terakumulasi sehingga bisa terlihat lebih jelas jika ada sel kanker yang akfit. Fungsi lainnya, PET/CT menentukan penyebaran kanker di tubuh dan membantu dokter dalam menargetkan organ mana yang akan diradiasi. Dengan begitu jaringan sehat di sekitarnya tidak kena radiasi,” kata dokter Eko.
Alat yang sudah tersedia di MRCCC Siloam Semanggi ini juga berguna untuk mendeteksi kekambuhan tumor, atau mencari tumor yang masih tersisa, mementukan keganasan tumor, serta menentukan lokasi biopsi secara akurat. “Bisa dipakai untuk mengetahui semua jenis kanker, mulai dari kanker otak, kulit, hingga tulang.” tambahnya.
Artikel selanjutnya Mengintip Penyakit Ganas II
Source: GoodHouseKeeping, Edisi September 2011, Halaman 38.
(vem/tik)