Fimela.com, Jakarta Mengawali karier dari tahun 90an, Krisdayanti dikenal sebagai penyanyi dan seniman yang memiliki segudang karya. Prestasinya di industri hiburan terbilang cemerlang hingga mendapat predikat diva. Di usianya yang tak lagi muda, Krisdayanti masih terlihat lincah untuk melakukan berbagai aktivitas. Bahkan ia menyebut dirinya sebagai Neli alias nenek lincah dengan kelincahannya dalam melakukan segudang aktivitas.
Selain disibukkan sebagai seorang penyanyi, Krisdayanti kini juga disibukkan dengan terjun ke dunia politik. Ya! Ibu dari empat anak itu mulai menggeluti dunia politik sejak menjabat sebagai anggota DPR periode 2019-2024. Kiprahnya di dunia politik pun berlanjut dengan mencalonkan diri sebagai calon walikota Batu dalam Pilkada 2024.
Keputusannya terjun di dunia politik bukanlah tanpa alasan. Dalam Fimela VIP, Krisdayanti menyakini perempuan juga memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih.
"Saya yakin kok perempuan Indonesia semakin memiliki akses untuk membangun dirinya, membangun lingkungannya, membangun bangsanya. Jadi mudah-mudahan dengan pemerintahan yang baru."
"Dan saya Alhamdulillah, saya juga di sini di Kota Batu saya mencalonkan diri sebagai satu-satunya walikota perempuan. Tentunya saya juga ingin sekali menyampaikan bahwa, setiap manusia punya hak untuk memilih dan dipilih. Jadi ini kontribusi saya untuk bangsa dan negara," kata KD kepada Fimela.
Salah satu hal yang paling disoroti oleh Krisdayanti dalam kiprah politiknya ialah perihal kesehatan masyarakat. Sebagai perempuan multiperan, Krisdayanti memang terbilang lincah dalam menjalani setiap perannya. Ini tak terlepas dari kebiasaan sehat yang ia lakukan sejak muda. Air putih dan kopi jadi andalan Krisdayanti untuk membangkitkan semangat di pagi hari. Hal inipula yang disuarakan Krisdayanti melalui kampanyenya untuk mengajak masyarakat kembali menggeluti hidup sehat.
What's On Fimela
powered by
Tularkan gaya hidup sehat
Menurutnya, kesehatan jadi hak hidup paling fundamental untuk seluruh kalangan masyarakat. Di samping harapan bisa memberikan akses kesehatan gratis untuk masyarakat, Krisdayanti juga ingin menularkan gaya hidup sehat kepada orang-orang di sekitarnya.
"Bukan saja Kota Batu, tapi ketika saya menjadi anggota DPR RI kita juga punya sosialisasi namanya GERMAS, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Nah semoga nggak berhenti di saat kita kerja aja, dan kalo orang Jawa Timur bilang itu diketok tular. Jadi ditularkan ke-lingkungannya," katanya lagi.
Rutinitas olahraga yang dilakoninya juga menjadi alasan Krisdayanti begitu gencar dalam menularkan gaya hidup sehat. Bagaimana tidak? Di usia yang jelang 50 tahun, Krisdayanti memiliki tubuh yang terbilang atletis. Sejak muda, Krisdayanti mengaku aktif mengikuti aktivitas fisik sejak duduk di bangku sekolah. Mulai dari ekstrakulikuler berenang hingga paskibaraka.
Di masa pandemi yang lalu pun tidak menghentikan Krisdayanti dalam berolaharaga. Ia memilih berlatih wushu selama dua tahun hingga akhirnya bisa memainkan semua alat, mulai dari kipas, pedang, hingga tombak. Krisdayanti ingin membuktikan bahwa semua orang sebenarnya tetap bisa berolahraga meski dalam keterbatasan. Dengan tekun berolahraga, Krisdayanti pun kini merasakan sendiri manfaatnya.
"Karena untuk saya tuh, sehat bukan saja staminanya tapi metabolisme dengan dorongan spontanitas. Misalkan saya gendong cucu, kalo saya dengan olahraga, spontanitas kalo cucu jatuh tuh juga dilatih dari olahraga. Lalu di wushu saya juga belajar arti dari seni bela diri. Karena basic-nya seni, jadi itu kelenturan diri kita itu yang memang dilatih. Wushu itu untuk pemanasannya aja satu jam, jadi lumayan nurunin berat badan," kata Krisdayanti.
Fokus pada kesehatan masyarakat Kota Batu
Demografi kota Batu yang memiliki 15 ribu lansia, membuat Krisdayanti kian gencar menularkan kebiasaan hidup sehat. Sehingga para lansia di Kota Batu bisa tetap berdaya meski telah berusia lanjut. Berbagai kelas yang melatih motorik para lansia menjadi kegiatan yang paling sering dilakukan oleh Krisdayanti.
Krisdayanti menilai tidak sedikit lansia yang menghabiskan masa tuanya di panti jompo. Sementara hal tersebut bukan sebuah budaya di kota Batu. Oleh karena itu, Krisdayanti berusaha memberdayakan lansia dengan berbagai cara.
"Tapi buat orang-orang di desa ini kan kayaknya kurang elok dilakukan. Karena itulah kita ingin memberdayakan lansia ini lebih tangguh, dengan dia bisa membuat kruistik, masih bisa kumpul dengan komunitasnya. Dan Alhamdulillah dengan rencana kami untuk memberikan insentif 300 ribu untuk tiap lansia madya di skema 500 lansia pertahunnya, ini per-6 bulan dan sampai 1 tahun semoga bisa lebih mensejahterakan," jelas Krisdayanti.
Selain berfokus pada kesejahteraan lansia, Krisdayanti juga menyoroti puskesmas yang menjadi layanan kesenatan bagi bayi hingga lansia. Kondisi fasilitas kesehatan yang belum memadai semakin mendorong Krisdayanti untuk mengupayakan akses kesehatan yang lebih baik.
Semangat melayani yang kuat membuat Krisdayanti selalu sukses dalam kiprahnya menggeluti dunia seni hingga politik. Lagi-lagi, kebiasaan aktif sejak muda membuat Krisdayanti memiliki karakter yang semakin terasah.
"Jadi karena dari kecil seneng mengisi waktu dengan hal-hal yang positif, akhirnya itu yang membuat saya terbiasa juga ikut OSIS, akhirnya saya tahu organisasi. Lalu saya juga dapet kesempatan luar biasa, kesempatan lomba dalam dan luar negeri. Akhirnya kita punya daya juang yang besar," jelas Krisdayanti.
"Akhirnya kita punya kemampuan untuk terus serve, melayani. Dengan privilage saya sebagai artis, saya bisa keliling dunia gratis, naik pesawat gratis, ngerasaiin hotel-hotel mewah di dunia. Akhirnya karena prinsip saya melayani, akhirnya itu juga bertumbuh dalam diri saya. Akhirnya saya terjun ke politik yang begitu luar biasa. Buat saya politik ini adalah kehidupan."
Dobrak stigma perempuan
Meski demikian, bukan perjuangan mudah bagi Krisdayanti untuk terjun ke dunia politik. Krisdayanti membawa misi memperjuangkan emansipasi dan kesetaraan, hal yang mungkin tidak bisa lakukan apabila hanya bertahan menjadi penyanyi. Berangkat dari penyanyi yang menjadi seorang politisi inilah yang sempat membuat istri Raul Lemos itu merasa tidak percaya diri.
Pasalnya, ia dikelilingi oleh rekan politisi dengan title profesor hingga doktor. Namun mengingat kembali akan misinya berbakti dan melayani yang memperkuat Krisdayanti untuk bertahan di dunia politik hingga mencalonkan diri sebagai calon walikota Batu.
Keputusannya terjun ke dunia politik untuk mendobrak stigma objek pembangunan yang melekat pada diri perempuan. Menurutnya, kehadiran perempuan di dunia politik turut menjadikannya juga sebagai subyek arahan kebijakan politik sekaligus membuktikan bahwa perempuan itu bisa multiperan.
"Karena, ya puas ketika kita bisa membagi waktu dengan baik di rumah tangga tanpa meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang ibu, tapi kita juga bermanfaat di pekerjaan kita, dan masyarakat.”
Perempuan dalam politik
Perempuan nggak boleh berhenti untuk terus berkarya. Dan bentuk partisipasi perempuan itu memang harus dipositifkan terus. Kadang ada gini, ada perempuan yang menganggap bahwa kalo ada perempuan lain hebat, itu jadi saiNgan. Nah itu kan nggak boleh. Kita harus memberikan ruang seluas-luasnya untuk perempuan-perempuan ini, berpartisipasi di semua bidang gitu”
Aktif di dunia seni dan politik tidak membuat Krisdayanti lupa akan perannya sebagai seorang ibu. Krisdayanti masih terus belajar dari sang ibu dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Salah satunya dengan memberikan anak-anaknya ruang sehat untuk mengolah kepandaian dengan memiliki rasa nasionalisme tinggi.