7 Tips Membantu Anak Belajar Mengelola Emosi agar Tidak Gampang Stres

Endah Wijayanti diperbarui 10 Des 2024, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Moms, pernahkah terpikir bahwa dunia anak-anak kita sebenarnya jauh lebih kompleks daripada yang terlihat? Di balik wajah polos mereka, ada beragam emosi yang bergolak: kebahagiaan, kesedihan, kebingungan, hingga kemarahan. Semua ini sering muncul dalam keseharian mereka, mulai dari aktivitas sederhana seperti berbagi mainan hingga menghadapi tantangan besar seperti memulai sekolah baru. Faktanya, banyak anak kesulitan mengenali apalagi mengelola emosinya. Jika dibiarkan, kebingungan ini bisa berkembang menjadi stres yang mengganggu pertumbuhan mereka.

Tapi kabar baiknya, Moms memiliki peran luar biasa sebagai mentor emosional bagi si kecil. Artikel ini mengajak Moms melihat pengelolaan emosi bukan sekadar "memadamkan amarah" anak, tetapi sebagai proses membimbing mereka menjadi pribadi yang tangguh secara emosional. Mari kita telusuri tips berikut yang mungkin belum bisa membantu menambah perspektif dan menginspirasi Moms sekalian.

 

 

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

1. Kenali Emosi Anak Lewat Cerita dan Imajinasi

Memberikan contoh pada anak agar ia memiliki jiwa leadership/copyright fimela/adrian putra

Banyak orang tua mendekati emosi anak dengan pertanyaan langsung seperti, "Kenapa kamu marah?" atau "Apa yang membuatmu sedih?" Namun, Moms, anak-anak sering kesulitan menjawab pertanyaan ini karena mereka belum memahami apa yang dirasakan. Cara yang lebih efektif adalah menggunakan cerita atau imajinasi. Cobalah bercerita tentang karakter imajiner yang menghadapi situasi serupa dengan anak. Misalnya, jika anak kesal karena mainannya rusak, Moms bisa bercerita tentang boneka bernama Lala yang merasa sedih saat mainannya patah.

Lewat pendekatan ini, anak-anak akan merasa lebih nyaman dan aman untuk berbicara. Mereka juga belajar bahwa emosi adalah bagian dari pengalaman hidup, bukan sesuatu yang harus disembunyikan. Tanpa sadar, Moms sedang membuka pintu komunikasi yang lebih dalam dengan si kecil. Dengan mendengar cerita tersebut, mereka dapat menghubungkan pengalaman emosionalnya dengan cara yang sederhana namun bermakna.

Selain itu, metode ini mengajarkan empati secara tidak langsung. Anak mulai memahami bahwa bukan hanya dirinya yang merasa sedih atau marah; ada "teman" lain yang juga merasakan hal serupa. Empati adalah fondasi penting untuk pengelolaan emosi yang lebih baik di masa depan.

 

 

3 dari 8 halaman

2. Jadikan Rutinitas sebagai Zona Nyaman Emosional

Hubungan ibu dan anak/copyright fimela/adrian putra

Moms, tahukah bahwa rutinitas harian yang konsisten dapat membantu anak mengelola emosinya? Bukan hanya soal waktu tidur atau makan, tetapi juga rutinitas emosional. Cobalah memasukkan "sesi cerita hati" ke dalam jadwal harian. Misalnya, setelah makan malam, ajak anak berbagi apa yang mereka rasakan hari itu.

Rutinitas seperti ini memberikan struktur yang aman bagi anak. Mereka tahu bahwa ada waktu khusus di mana mereka didengarkan tanpa dihakimi. Ketika anak merasa bahwa emosinya diakui secara rutin, mereka lebih mampu mengekspresikan perasaan tanpa takut disalahpahami. Moms tidak perlu memberikan solusi, cukup dengarkan dan berikan pelukan hangat jika diperlukan.

Selain membantu anak merasa lebih tenang, rutinitas ini juga melatih keterampilan refleksi diri mereka. Anak mulai mengenali pola emosi dalam kehidupannya, misalnya, apa yang membuatnya senang atau apa yang biasanya memicu kemarahannya. Dengan begitu, mereka akan lebih siap menghadapi situasi serupa di masa depan.

 

 

4 dari 8 halaman

3. Gunakan Seni sebagai Media Ekspresi Emosi

Ilustrasi ibu dan anak/copyright fimela/adrian putra

Anak-anak sering kali lebih mudah mengungkapkan apa yang mereka rasakan melalui gambar, musik, atau gerakan daripada kata-kata. Moms bisa mengajak anak melukis perasaan mereka. Misalnya, "Ayo kita gambar bagaimana rasanya bahagia hari ini." Biarkan mereka menggunakan warna-warna cerah untuk menggambarkan kebahagiaan atau warna gelap untuk melukiskan kesedihan.

Media seni tidak hanya menyenangkan tetapi juga terapeutik. Anak yang merasa sulit mengekspresikan emosi secara verbal akan menemukan seni sebagai saluran yang aman. Hal ini membantu mereka melepaskan tekanan emosional yang mungkin terpendam. Tidak ada salahnya juga Moms ikut menggambar bersama untuk menciptakan momen kebersamaan yang menyenangkan.

Selain melukis, Moms juga bisa memanfaatkan musik atau tarian. Putar lagu favorit mereka dan biarkan mereka bergerak sesuai perasaan. Aktivitas ini mengajarkan bahwa emosi tidak harus ditahan; mereka bisa disalurkan melalui cara kreatif dan positif.

 

 

5 dari 8 halaman

4. Ajarkan Teknik Pernapasan yang Menenangkan

Ilustrasi anak dan ibu/copyright fimela

Mengelola emosi membutuhkan keterampilan, dan salah satu keterampilan sederhana yang bisa Moms ajarkan adalah teknik pernapasan. Ketika anak sedang marah atau cemas, mereka cenderung bernapas pendek dan cepat. Ajarkan mereka cara bernapas perlahan: tarik napas dalam melalui hidung, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan melalui mulut.

Moms bisa membuat teknik ini menarik dengan memberi nama seperti "napas superkuat" atau "napas naga." Dengan begitu, anak merasa bahwa ini adalah sesuatu yang menyenangkan, bukan tugas membosankan. Jangan lupa mempraktikkan teknik ini bersama mereka, terutama saat suasana hati mereka sedang baik.

Pernapasan yang tenang membantu anak merasakan kontrol atas tubuhnya. Mereka belajar bahwa emosi yang memuncak bisa ditenangkan dengan cara sederhana. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini akan menjadi alat yang mereka gunakan saat menghadapi situasi sulit.

 

 

6 dari 8 halaman

5. Bangun Kebun Emosi bersama Anak

Ilustrasi ibu dan anak/copyright fimela/adrian putra

Cobalah konsep unik ini, Moms: "kebun emosi." Ajak anak membayangkan bahwa setiap emosi adalah tanaman di dalam kebun imajiner mereka. Marah mungkin seperti kaktus berduri, sedangkan bahagia adalah bunga matahari yang cerah. Setiap kali mereka merasakan emosi tertentu, tanyakan tanaman mana yang sedang tumbuh.

Dengan cara ini, Moms tidak hanya membantu anak mengenali emosi, tetapi juga mengajarkan mereka bahwa semua emosi memiliki tempat dalam hidup, baik yang menyenangkan maupun tidak. Mereka juga belajar bahwa kebun emosinya membutuhkan perawatan, seperti memberi "air" pada bunga bahagia dengan melakukan hal-hal yang mereka sukai.

Permainan kebun emosi ini bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk mendorong diskusi mendalam tanpa terasa berat. Anak merasa bahwa emosinya tidak hanya dipahami tetapi juga dirayakan.

 

 

7 dari 8 halaman

6. Gunakan Humor untuk Melepas Ketegangan

ilustrasi ibu dan anak/copyright fimela/adrian putra

Humor adalah alat luar biasa untuk membantu anak melepaskan ketegangan emosional. Moms bisa mencoba membuat situasi sulit menjadi lebih ringan dengan candaan atau lelucon. Misalnya, ketika anak merasa kesal karena kehilangan mainan, cobalah mengatakan, "Wah, mungkin mainanmu lagi pergi liburan!"

Lewat humor, anak belajar bahwa emosi tidak selalu harus menjadi sesuatu yang berat. Mereka juga menyadari bahwa stres bisa dikelola dengan cara yang lebih santai. Namun, penting untuk memastikan humor yang digunakan tetap peka terhadap situasi dan tidak meremehkan perasaan anak.

Selain itu, humor mempererat hubungan emosional antara Moms dan anak. Mereka merasa bahwa Moms adalah sosok yang menyenangkan dan dapat diandalkan, bahkan dalam situasi sulit. Ini memberikan rasa aman yang sangat penting bagi perkembangan emosional mereka.

 

 

8 dari 8 halaman

7. Latih Kesabaran Lewat Permainan

Kerjasama anak/copyright fimela/adrian putra

Moms, melatih kesabaran anak juga menjadi bagian penting dari pengelolaan emosi. Gunakan permainan yang melibatkan menunggu atau memecahkan teka-teki untuk melatih kemampuan ini. Permainan seperti membangun menara balok atau bermain ular tangga mengajarkan anak untuk mengelola frustrasi dan menerima kekalahan dengan baik.

Melalui permainan, anak belajar menghadapi tantangan dengan cara yang menyenangkan. Mereka mulai memahami bahwa tidak semua hal berjalan sesuai keinginan, dan itu tidak apa-apa. Moms bisa memberikan dukungan dengan memberi kata-kata penyemangat seperti, "Tidak apa-apa kalau gagal, yang penting kita coba lagi!"

Permainan ini juga memberikan ruang bagi anak untuk mengeksplorasi berbagai emosi dalam suasana yang aman. Mereka belajar bahwa kesabaran dan pengendalian diri adalah keterampilan yang bisa diasah, bukan sesuatu yang datang secara alami.

Moms, membimbing anak mengelola emosinya adalah perjalanan panjang yang penuh tantangan tetapi sangat berarti. Dengan pendekatan yang kreatif dan penuh cinta, Moms tidak hanya membantu mereka menghadapi stres, tetapi juga mempersiapkan mereka menjadi individu yang kuat secara emosional.

Jadikan setiap momen sebagai peluang untuk belajar, bertumbuh, dan mencintai lebih dalam. Semoga tips ini membawa inspirasi baru dalam mendampingi perjalanan emosional si kecil!