5 Cara Efektif Mengajarkan Potty Training agar Anak Lebih Mandiri

Ajeng Yuniarta diperbarui 17 Des 2024, 11:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Apakah Sahabat Fimela mengenal potty training? Edukasi dini mengenai penggunaan toilet mulai dari bagaimana cara menggunakan, bagian-bagian tertentu dengan fungsinya masing-masing, hingga tata cara membuang air di toilet merupakan elemen yang tercakup dalam pola asuh potty training. Hal ini merupakan tonggak penting agar sang anak bisa berkembang bagaimana semestinya. Proses untuk mengajarkan hal ini tentu tidaklah mudah dan cepat namun hasil yang berdampak ke anak nantinya akan sangat positif. Hal ini tak hanya membantu mereka menjadi anak yang lebih mandiri namun juga menjadi momen menantang namun menyenangkan bagi orangtua. Dengan berhasil menerapkannya, orangtua akan muncul rasa bangga yang tentunya tak terlupakan.

Sebagai orangtua, tentu kita ingin yang terbaik untuk sang anak. Setiap buah hati memiliki ritme perkembangan yang berbeda-beda, oleh karena itu tidak ada patokan untuk memulai menetapkan potty training ini kepada anak. Namun, sebagian besar anak dengan rentang usia 18 bulan hingga 3 tahun sudah memiliki kesiapan untuk lebih mandiri dan tidak bergantung pada orangtuanya. Sekali lagi, patokan tersebut hanyalah harfiah saja, semuanya kembali kepada kesiapan fisik, emosional dan mental sang anak

Training satu ini bukanlah sekedar pola asuh biasa, namun juga melibatkan kesabaran, konsistensi, dan pendekatan ynag positif dari orangtua ke anak. Berikut langkah-langkah efektif dan strategi untuk menjadikan potty training menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi orangtua maupun si kecil. Dengan pendekatan yang tepat, sang buah hati akan merasa didukung untuk mencapai keberhsilan kemandirian yang lebih besar.

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Mulai Mengenali Kesiapan Anak

Tips bantu anak agar mau melepas popoknya. (Foto: Freepik/rawpixel.com)

Kunci utama dari pola asuh satu ini adalah kesabaran. Dengan begitu, kamu akan melewatinya dengan baik. Langkah pertama yang tentu tak boleh kamu lewatkan ialah mengenal kesiapan sang anak agar training ini tidak terkesan terlalu memaksakan sehingga menyebabkan frustasi dalam proses perjalanan nantinya. Berikut merupakan tanda-tanda yang bisa kamu perhatikan mengenai kesiapan sang anak seperti, anak sudah mampu memberi tanda atau secara langsung berbicara bahwa mereka ingin buang air, sang anak yang menunjukkan ketertarikan pada aktivitas toilet, popok yang biasa digunakan tetap kering selama 2-3 jam, dan mereka memahami dengan instruksi sederhana layanya, "Ayo ke toilet."

Jika sang buah hati sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut, maka ini memiliki arti bahwa mereka sudah siap memulai potty training. Sebaliknya, jika mereka masih belum saja menunjukkan tanda-tanda di atas, maka teruslah melakukan pengenalan ringan seperti membacakan buku tentang toilet atau membiarkan mereka melihat aktivitas orangtua saat menggunakan toilet. 

3 dari 6 halaman

2. Perkenalkan Toilet sebagai Sesuatu yang Normal dan Menyenangkan

Ilustrasi toilet duduk. (c) rcj1uk/Depositphotos.com

Sebagian besar anak berpikir toilet merupakan sesuatu baru yang jarang mereka perhatikan dan mungkin terasa menyeramkan dengan beragam cerita horor yang tak sengaja masuk ke dalam ingatan mereka. Oleh karena itu, peran kita sebagai orangtua adalah tidak memberikan cerita horor yang menakuti sang anak dan mulai memperkenalkan toilet secara bertahap dengan cara yang menyenangkan. Kamu bisa memulai dengan bermain peran boneka atau mainan dan berpura-pura untuk menggunakan toilet lalu jelaskan secara sederhana bagaimana menggunakan toilet tersebut. Selanjutnya, kamu pun bisa membacakan buku atau menonton video edukasi mengenai penggunaan toilet dengan cara yang lucu dan menyenangkan.

Tak hanya itu, ajak mereka memilih pispot atau toilet trainer dengan warna dan desain yang mereka suka. Dengan keterlibatan ini, mereka akan lebih memperhatikan dn menaruh perhatian lebih menganai toilet. Adapun tujuan dari langkah ini adalah membuat anak merasa nyaman dan tidak takut dengan toilet. Ketika anak merasa aman, mereka akan lebih terbuk dan mau untuk mencoba secara mandiri untuk menggunakan toilet.

4 dari 6 halaman

3. Buat Rutinitas yang Konsisten

potty training copyright/shutterstock/Ground Picture

Konsistensi adalah salah satu kunci keberhasilan dalam potty training. Dengan melakukan rutinitas mengenai jadwal buang air, mereka akan lebih siap dan terbiasa untuk ke toilet secara mandiri. Waktu yang terbaik untuk memulai rutinitas potty training meliputi, setelah bangun tidur, setelah makan atau minum dan sebelum tidur malam.

Sediakan waktu khusus untuk mengajak anak ke toilet, meskipun ia enggan di awal, lama-lama ia akan berusaha untuk memperhatikan. Coba interaksi dengan ajakan "Ayo duduk di pispot sebentar setelah makan." dengan cara tersebut, kamu akan terbiasa mengasosiakan waktu tertentu dengan penggunaan toilet. Selain itu, perhatikan pula penolakan dari sang anak. Jika mereka memang tidak ingin, berikanlah waktu dan coba lagi di lain hari. Konsistensi dan suasana hati adalah faktor keberhasilan dari pola asuh potty training satu ini.

5 dari 6 halaman

4. Gunakan Penguatan Positif untuk Memotivasi Anak

Ilustrasi/copyrightshutterstock/Ann in the uk

Strategi yang sangat efektif dalam potty training adalah dengan memotivasi anak melalui bentuk apresiasi yang positif. Mulai dari pujian verbal seperti, "Hebat sekali kamu sudah berhasil duduk di pispot!", memberikan stiker penghargaan sebagai tanda keberhasilan yang unik ataupun memberikan skinship pelukan ataupun tepukan punggung sebagai bentuk dukungan. Dengan langkah tersebut, anak-anak cenderung merasa termotivasi dan merasa dihargai.

Namun, hindari pula hukuman atau intonasi tinggi yang menyebabkan emosi anak kurang stabil sehingga menghindar untuk melatih kemandirian mereka di dalam toilet. Ingatlah bahwa potty training merupakan proses pembelajaran bukan ajang kompetisi dimana anak harus dengan cepat bisa mempraktekkan hal ini. Jika anak buang air di celana, gunakan momen tersebut dengan memberikan pengertian layaknya, "Tidak apa-apa. Lain kali kita coba di toilet, ya." Dengan sikap yang positif, anak akan merasa didukung dan lebih percaya diri untuk belajar kembali.

6 dari 6 halaman

5. Pengajaran yang Bertahap

tips toilet training ©Ilustrasi dibuat AI

Setelah anak mulai mengenal dan memahami bagaimana sistem kerja dari potty training ini, mulailah untuk mendorong mereka mengambil tanggung jawab secara bertahap. Adapun kemandirin bisa diajarkan dengan memberi kepercayaan kepada anak untuk mencoba sendiri setelah beberapa kali sebelumnya selalu didampingi, ajarkan anak langkah-langkah untuk membersihkan layaknya dengan tisu terlebih dahulu setelah buang air lalu mencuci tangan dengan sabun. Tak lupa, ajarkan pula anak untuk menyiram toilet agar mereka terbiasa dan mersa layaknya orang dewasa pada umumnya.

Langkah-langkah tersebut meskipun terdengar sederhana namun mampu membantu anak memahami bahwa penggunaan toilet ini ialah tanggung jawab yang harus mereka sendiri kerjakan. Selain itu, proses yang mereka jalani ini mampu membangun rasa percaya diri yang kuat pada anak.

Dengan langkah-langkah ini, potty training tidak hanya menjadi pengalaman belajar bagi anak, tetapi juga mempererat hubunganmu sebagai orang tua. Selamat mencoba!