Kenali Sindrom Parental Alienation pada Orangtua, Ada Dampak yang Mengkhawatirkan bagi Anak

Virlia Sakina Diperbarui 17 Mar 2025, 09:30 WIB
Anak perempuan yang tidak peduli dengan ucapan ayahnya (Foto dok : Freepik/freepik).

Fimela.com, Jakarta Pernahkah mendengar istilah Parental Alienation Syndrome (PAS)? Istilah ini mungkin terdengar asing, namun dampaknya bisa sangat serius bagi keluarga. PAS adalah sebuah fenomena yang terjadi ketika salah satu orangtua berusaha untuk memisahkan anak dari orangtua lainnya, dengan cara menanamkan perasaan negatif dan kebencian terhadap orangtua yang diasingkan.

Fenomena ini pertama kali diangkat oleh Dr. Richard A. Gardner pada tahun 1985. Ia menggambarkan bagaimana anak-anak dalam sebuah keluarga bisa sangat condong kepada salah satu orangtua, terutama ketika orangtua tersebut sedang mengalami perpisahan atau perceraian. Namun, PAS bukan hanya tentang anak yang lebih menyukai satu orangtua. Fenomena ini lebih kompleks, karena anak mulai menjauhi atau bahkan menolak salah satu orangtua tanpa alasan yang jelas.

Awalnya, orang beranggapan bahwa PAS hanya terjadi dalam keluarga yang sedang berantakan, namun kenyataannya, fenomena ini bisa terjadi di keluarga mana pun, bahkan ketika orangtua masih bersama. Terkadang, orangtua yang disukai anak justru secara tidak sengaja membantu anak untuk menentang orangtua lainnya, meskipun mereka tidak bermaksud demikian.

Fenomena ini dapat meninggalkan dampak emosional yang dalam bagi anak. Hubungan yang seharusnya penuh kasih sayang antara anak dan orangtua malah berubah menjadi penuh ketegangan. Sebelum terlambat, penting untuk memahami apa itu parental alienation syndrome dan bagaimana pengaruhnya terhadap keluarga. Dilansir dari verywell mind, berikut ini penjelasan mengenai Parental Alienation Syndrome dan dampaknya.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Mengapa PAS dapat Terjadi?

Anak perempuang yang sedang diperingati oleh ayahnya (Foto dok : Freepik/freepik).

Ada beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya PAS, seperti sebagai berikut. 

  • Konflik Orangtua

Konflik yang terjadi antara orangtua, seperti perpisahan atau perceraian, bisa menjadi pemicu utama. Salah satu orangtua mungkin merasa marah atau dendam terhadap pasangannya, sehingga berusaha untuk menjauhkan anak dari pasangan tersebut.

  • Narsisme

Orangtua yang memiliki sifat narsistik cenderung ingin mengendalikan anak dan menganggap dirinya sebagai pusat perhatian. Mereka mungkin menggunakan anak sebagai alat untuk memanipulasi dan menjatuhkan pasangannya.

  • Kecemburuan

Orangtua yang cemburu terhadap pasangannya mungkin merasa terancam ketika anak menunjukkan kasih sayang kepada pasangan tersebut. Mereka mungkin berusaha untuk memisahkan anak dari pasangannya untuk melampiaskan kecemburuan mereka.

3 dari 4 halaman

Tanda-tanda PAS yang Harus Diketahui, Apa Saja?

Anak perempuan yang tidak menghiraukan ibunya (Foto dok : Freepik/our-team).

Ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan bahwa seorang anak sedang mengalami PAS, di antaranya sebagai berikut.

  • Berbicara Negatif

Anak terus-menerus berbicara negatif tentang orangtua yang diasingkan, seringkali mengulang kalimat atau kritik yang didengar dari orangtua yang disukai.

  • Tidak Merasa Bersalah

Anak tidak menunjukkan penyesalan atau kepedulian terhadap perilaku buruknya terhadap orangtua yang diasingkan.

  • Tuduhan yang Tidak Berdasar

Anak membuat keluhan yang berlebihan atau tidak berdasar tentang orangtua yang diasingkan.

  • Memuja Orangtua yang Disukai

Anak menganggap orangtua yang disukai sebagai sosok yang sempurna dan tidak memiliki kekurangan, berbanding terbalik dengan persepsinya terhadap orangtua yang diasingkan.

  • Menarik Diri

Anak menjadi emosional, tidak responsif, atau bahkan bersikap kasar terhadap orangtua yang diasingkan.

4 dari 4 halaman

Dampak PAS dapat Menyebabkan Luka Batin yang Mendalam!

Anak yang tertekan oleh kedua orangtuanya (Foto dok : Freepik/freepik).

PAS tidak hanya berdampak pada hubungan anak dengan orangtua yang diasingkan, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan emosional dan psikologis anak. Beberapa dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh PAS di antaranya sebagai berikut. 

  • Instabilitas Emosional

Anak yang mengalami PAS seringkali menunjukkan masalah emosional seperti kecemasan, depresi, dan rendah diri.

  • Gangguan Hubungan

Anak kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat, tidak hanya dengan orangtua yang diasingkan, tetapi juga dengan orang lain di masa depan.

  • Penurunan Prestasi Akademik

Gangguan emosional yang dialami anak bisa berdampak pada konsentrasi dan kemampuan belajar, sehingga menyebabkan penurunan prestasi akademik.

  • Trauma Psikologis

Trauma yang dialami anak akibat PAS bisa berdampak jangka panjang pada kesehatan mentalnya, bahkan hingga dewasa. 

PAS adalah masalah yang serius dan membutuhkan penanganan yang tepat. Jika kamu menduga anakmu sedang mengalami PAS, segera cari bantuan profesional dari terapis keluarga atau psikolog.

 

 

Penulis: Virlia Sakina Ramada

#Unlocking The Limitless