7 Cara Membantu Anak Berkomunikasi agar Tidak Gampang Ngambek

Endah Wijayanti diperbarui 26 Nov 2024, 16:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Membantu anak berkomunikasi dengan baik agar tidak mudah ngambek memang tantangan yang menarik. Bukan hanya soal mengajari mereka kata-kata yang tepat, tapi juga soal membangun hubungan yang penuh pengertian dan kedekatan emosional.

Kita semua tahu, komunikasi adalah kunci utama dalam hubungan yang sehat, baik itu dengan pasangan, teman, atau anak. Namun, kadang anak bisa merasa frustasi ketika mereka tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaan mereka, yang akhirnya berujung pada emosi yang meledak-ledak. Moms, mari kita gali bersama-sama cara-cara unik dan efektif untuk membantu anak berkomunikasi lebih baik, tanpa mudah ngambek, sehingga bisa menciptakan suasana yang lebih harmonis di rumah.

 

 

 

 

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

1. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung Ekspresi Emosi

Ilustrasi ibu dan anak/copyright fimela/adrian putra

Anak-anak sering kali merasa kebingungan dengan perasaan mereka. Kadang, mereka ingin marah, kecewa, atau sedih, tetapi belum tahu bagaimana cara menyampaikan perasaan tersebut. Di sinilah pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung anak untuk merasa aman mengekspresikan emosi mereka. Moms, caranya adalah dengan memberikan ruang bagi anak untuk berbicara tanpa takut dihakimi atau dibentak. Misalnya, saat anak marah, alih-alih langsung menegur mereka, coba ajak mereka berbicara dengan tenang dan biarkan mereka mengatakan apa yang membuat mereka kesal.

Dengan menciptakan ruang seperti ini, anak akan belajar untuk mengenali dan mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang lebih sehat. Mereka tidak akan merasa tertekan untuk menahan perasaan, yang sering kali berujung pada ledakan emosi. Jangan lupa, penting untuk memberi pujian ketika mereka berhasil mengungkapkan perasaan mereka dengan baik, meskipun dalam bentuk yang sederhana. Ini membantu mereka merasa dihargai dan lebih percaya diri dalam berbicara tentang perasaan mereka.

Jika Moms bisa konsisten menciptakan atmosfer seperti ini, anak-anak akan merasa lebih nyaman untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan, alih-alih menumpuknya dalam hati dan kemudian meledak menjadi emosi yang sulit dikendalikan.

 

 

 

3 dari 8 halaman

2. Gunakan Bahasa yang Mereka Mengerti

Ilustrasi ibu dan anak/copyright fimela/adrian putra

Saat berbicara dengan anak, menggunakan bahasa yang sesuai dengan usia dan pemahaman mereka sangat penting. Banyak orang dewasa yang kadang terlalu menganggap anak-anak mengerti segala hal dengan cara mereka berbicara, padahal belum tentu. Anak-anak memiliki cara berpikir dan berkomunikasi yang berbeda, sehingga terkadang kata-kata yang kita pilih bisa membingungkan mereka. Moms, salah satu cara yang efektif adalah dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan langsung to the point.

Misalnya, jika anak sedang marah karena tidak bisa bermain dengan mainan favoritnya, alih-alih mengatakan, "Kamu harus bersabar dan mengerti bahwa kadang tidak semuanya bisa kamu dapatkan," cobalah untuk lebih spesifik seperti, "Aku tahu kamu ingin mainan itu, tapi saat ini itu sedang digunakan temanmu. Kita bisa bermain bersama setelah itu, ya?" Dengan begitu, anak-anak bisa lebih mudah mengerti situasi dan perasaan mereka, serta cara yang lebih positif untuk menanggapi situasi tersebut.

Selain itu, jangan lupa untuk menyertakan kalimat empati. Kalimat seperti, "Aku tahu kamu kecewa," atau "Aku bisa paham kalau kamu marah," akan membantu anak merasa bahwa perasaan mereka dimengerti, bukan diabaikan. Ini akan mengurangi kecenderungan mereka untuk ngambek karena merasa dihargai dan dipahami.

 

 

4 dari 8 halaman

3. Ajarkan Anak untuk Mengidentifikasi Perasaan Mereka

Ilustrasi ibu dan anak/copyright fimela/adrian putra

Moms, banyak anak yang belum bisa dengan tepat mengidentifikasi perasaan mereka, terutama ketika mereka merasa bingung atau marah. Salah satu cara efektif untuk membantu anak berkomunikasi lebih baik adalah dengan mengajarkan mereka untuk mengenal dan memberi nama pada perasaan mereka. Saat anak merasa kesal, ajak mereka untuk bertanya pada diri sendiri, "Apakah aku marah? Atau kecewa? Atau mungkin aku merasa tidak didengarkan?"

Anak-anak yang mampu mengenali perasaan mereka dengan lebih jelas cenderung dapat mengekspresikan diri dengan cara yang lebih terkontrol. Ajarkan mereka untuk menggambarkan perasaan mereka dengan kata-kata yang spesifik, seperti "Aku merasa sangat marah karena mainan itu direbut," alih-alih hanya berteriak atau menangis. Dengan cara ini, anak-anak dapat lebih sadar akan perasaan mereka, dan pada gilirannya, orang tua bisa lebih mudah membantu mereka mengatasi perasaan tersebut tanpa harus merasa kebingungan atau kesal.

Jangan ragu untuk memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Ketika Moms merasa marah atau sedih, sampaikan juga perasaan tersebut kepada anak dengan cara yang jujur dan mudah dipahami. Ini akan memberikan contoh yang baik tentang bagaimana mengenali dan menyampaikan perasaan dengan cara yang sehat.

 

 

5 dari 8 halaman

4. Buat Rutinitas yang Konsisten

Memberikan contoh pada anak agar ia memiliki jiwa leadership/copyright fimela/adrian putra

Anak-anak cenderung merasa lebih aman dan tidak mudah ngambek jika mereka tahu apa yang diharapkan dari mereka setiap hari. Moms, rutinitas yang konsisten adalah kunci untuk membantu anak merasa lebih stabil dalam emosi dan komunikasinya. Dengan memiliki rutinitas yang jelas, mereka akan tahu kapan saatnya bermain, makan, belajar, dan istirahat. Ini mengurangi rasa frustrasi yang bisa muncul ketika mereka merasa kebingungan atau tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Misalnya, jika setelah makan malam adalah waktu untuk berbicara tentang hari mereka, pastikan untuk melakukannya setiap hari. Tanamkan kebiasaan positif ini sehingga anak tahu bahwa mereka bisa berbicara tentang perasaan mereka setiap malam sebelum tidur. Jika rutinitas ini dijaga dengan konsisten, anak-anak akan merasa lebih terstruktur dan lebih mudah mengungkapkan diri tanpa rasa khawatir.

Selain itu, rutinitas yang konsisten membantu anak merasa bahwa mereka memiliki kontrol atas hidup mereka. Ketika rutinitas mereka terjaga, mereka akan merasa lebih tenang dan mampu mengelola perasaan mereka dengan lebih baik, tanpa merasa tertekan atau bingung.

 

 

6 dari 8 halaman

5. Latih Anak untuk Menggunakan Kalimat Positif

Teknik mengelola emosi pada anak/copyright fimela/daniel

Cara lain yang bisa membantu anak berkomunikasi dengan lebih baik adalah dengan melatih mereka untuk menggunakan kalimat positif. Moms, alih-alih berkata, "Aku nggak mau main denganmu!" cobalah mengarahkan anak untuk mengatakan, "Aku ingin main sendiri dulu sebentar, nanti kita main bareng ya." Dengan kalimat yang lebih positif, anak-anak belajar untuk mengungkapkan keinginan mereka tanpa melibatkan emosi negatif yang bisa menyebabkan ngambek.

Tantang anak untuk mengungkapkan pendapat atau keinginan mereka tanpa marah atau kecewa. Ajari mereka untuk menggunakan "Saya merasa..." atau "Saya ingin..." daripada menggunakan "Tidak mau!" atau "Kenapa sih?" Ini akan membuat anak lebih terbuka dan belajar untuk menyampaikan keinginan atau perasaan mereka dengan cara yang lebih dewasa dan konstruktif.

Penting juga untuk memberi mereka pujian setiap kali mereka berhasil menggunakan kalimat positif dalam komunikasi sehari-hari. Ini tidak hanya membangun kebiasaan baik, tetapi juga memperkuat hubungan antara orang tua dan anak.

 

 

7 dari 8 halaman

6. Beri Waktu untuk Menenangkan Diri

Ilustrasi ibu dan anak/copyright fimela/adrian putra

Moms, terkadang anak membutuhkan waktu untuk menenangkan diri sebelum mereka dapat berbicara dengan jernih. Jangan terlalu terburu-buru untuk meminta mereka mengungkapkan apa yang mereka rasakan ketika mereka sedang marah atau frustrasi. Berikan mereka waktu untuk menyendiri atau melakukan aktivitas yang menenangkan, seperti mendengarkan musik atau menggambar. Ketika anak merasa lebih tenang, mereka akan lebih siap untuk berkomunikasi tanpa ledakan emosi.

Jangan anggap ini sebagai bentuk penghindaran atau pemberian hukuman. Sebaliknya, anggap ini sebagai kesempatan bagi anak untuk belajar mengelola perasaan mereka secara mandiri. Setelah mereka merasa lebih tenang, ajak mereka berbicara dengan lembut dan penuh empati, agar mereka merasa didukung dan dihargai.

Dengan memberikan waktu untuk menenangkan diri, anak-anak belajar untuk tidak langsung bereaksi impulsif dan lebih bisa mengendalikan perasaan mereka.

 

 

8 dari 8 halaman

7. Jadilah Pendengar yang Baik

Ilustrasi menjadi orangtua yang paham anak/copyright fimela/adrian putra

Salah satu cara terbaik untuk membantu anak berkomunikasi dengan lebih baik adalah dengan menjadi pendengar yang baik. Moms, anak-anak cenderung mudah ngambek jika mereka merasa tidak didengarkan atau diabaikan. Jadi, saat anak berbicara, pastikan untuk memberi perhatian penuh. Hindari gangguan dari ponsel atau pekerjaan lain, dan fokus pada mereka.

Dengan menjadi pendengar yang aktif, anak merasa dihargai, dan ini membuat mereka lebih terbuka untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan.

Ajak mereka untuk berbicara lebih banyak dan tunjukkan bahwa pendapat mereka penting. Dengan begitu, anak-anak akan merasa lebih mudah untuk mengungkapkan perasaan mereka tanpa takut diabaikan atau disalahpahami.

Pada akhirnya, membangun komunikasi yang baik dengan anak bukan hanya soal mengajarkan mereka cara berbicara, tetapi juga soal menunjukkan bahwa kita peduli dan menghargai apa yang mereka rasakan. Dengan komunikasi yang sehat, anak-anak akan merasa lebih bahagia dan tidak mudah ngambek.